Disini tinggal orang-orang yang tak pernah tidur dan mengeluh
Karena putih matanya telah menjadi bianglala (Hardjono WS)
Karena putih matanya telah menjadi bianglala (Hardjono WS)
SENIMAN dan sastrawan Hardjono Wiryosoetrisno atau yang lebih populer dengan nama Hardjono WS tutup usia, Rabu (23/01/2013) tadi siang.
Pria kelahiran Bondowoso 11 Maret 1945 pemilik nama lengkap R
Soehardjono menghembuskan nafas setelah dirawat di RSUD Dr Wahidin Sudiro
Husodo, Kota Mojokerto karena sakit pembengkakan jantung dan infeksi paru-paru.
Hardjono WS |
Sebelum meninggal, penulis puisi, cerpen, novel, naskah drama, pematung dan pemerhati
seni Bantengan yang membuka padepokan seni di Desa Jatidukuh,
Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto ini sempat menjalani rawat inap di RS Sumber
Glagah, Pacet. “Almarhum sebelumnya di rawat di rumah sakit Sumber Glagah,
Pacet sebelum dirujuk di rumah sakit Surodinawan (RSUD Dr Wahidin Sudiro
Husodo) kemarin (Selasa,22/01/2013),” ujar Ketua Dewan Kesenian Kabupaten
Mojokerto (DKKM), Eko Edi Susanto.
Pria
yang sempat kuliah di jurusan seni rupa, hukum dan pendidikan guru memiliki jam
terbang tinggi di dunia seni dan teater. Ia pernah menggarap
teater anak anak, kelompok Kelinci (1972-1983) ,teater Panti Asuhan
Don Bosco ([1983-1990) dan teater Ponakan (1992-1995).
Seniman dan organisatoris ini tiga periode menjabat anggota Dewan
Kesenian Surabaya Biro Sastra kemudian Biro Teater dan Film. Wakil Ketua KEPAL (Kelompok
pecinta anak dan lingkungan), Wakil Ketua Lembaga Bantuan Buku di Surabaya,
Ketua Yayasan Ibunda, pembawa acara Bina Teater TVRI Surabaya. Ketua DKKM
Pertama, tahun 2004.
Layang-layang,
naskah pionernya diterbitkan UNESCO bersama empat belas pengarang Asia Pasifik
mewakili penulis teater anak-anak di Indonesia.
Atas
dedikasinya, pria berpenampilan sederhana ini pernah mendapat penghargaan dari
Lembaga Indonesia Amerika lewat Dewan Kesenian Jakarta.
Sebelum
dimakamkan di pemakaman desa setempat, almarhum disemayamkan di rumah duka di
Desa Jatidukuh. Puluhan seniman, juga Wakil Bupati Mojokerto, Chorirun Nisa
tampak hadir di rumah duka. Almarhum meninggalkan seorang istri dan empat orang
anak.(one)
Social