Jombang-(satujurnal.com)
Pedagang daging sapi di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Jombang kembali menjerit. Ini lantaran harga daging sapi lokal kembali naik. Kenaikan hingga Rp 8 ribu per kilogram. Akibatnya harga daging sapi berkisar Rp 80 ribu hingga Rp 85 per kilogram. Kenaikan harga ini berimbas pada sepinya pembeli.
Menurut sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Pon Jombang, kenaikan terjadi sejak tiga hari lalu. Semula harga daging sapi 75 ribu rupiah perkilogram. “Sejak harga daging naik, pembeli berkurang. Omset saya jadi turun,” keluh Tarno, salah satu pedagang sapi Pasar Pon, Rabu (06/02/2013).
Tingginya harga daging sapi itu membuat omzet penjualan mereka turun drastis. Jika sebelumnya setiap hari mampu menjual 30 kilogram, sekarang hanya mampu menghabiskan penjualan 20 kilogram saja.
Meski sebenarnya bagi pembeli ada pilihan daging sapi impor yang relatif lebih murah, namun para pedagang enggan beralih dagangan. Karena konsumen tidak mau beli karena kwalitas daging import jelek dan kadar airnya tinggi. “Daging sapi impor kualitasnya lebih rendah daripada daging sapi lokal. Pembeli lebih memilih daging sapi lokal,” kata Tarno.
Sulastri salah satu pedagang mengaku setiap harinya terpaksa membawa pulang dagangannya karena sepi pembeli. Hal yang sama juga dialami pedagang lainya. Kalau biasanya minimal laku 10 kilogram, sekarang tinggal 3 kilo sampai 4 kilo. “Terpaksa saya harus bawa pulang dagangan saya, karena pembelinya menyusut,” ujarnya.
Konsumen penjual bakso yang biasanya membeli 4 kilogram, kata Sulastri, sekarang hanya 3 kilogram. “Konsumen mengurangi jumlah pembelian karena harganya tidak terjangkau lagi,” ungkap Sulastri.
Para pedagang ini meminta pemerintah turun tangan sekaligus menurunkan harga daging sapi. (rg)
Pedagang daging sapi di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Jombang kembali menjerit. Ini lantaran harga daging sapi lokal kembali naik. Kenaikan hingga Rp 8 ribu per kilogram. Akibatnya harga daging sapi berkisar Rp 80 ribu hingga Rp 85 per kilogram. Kenaikan harga ini berimbas pada sepinya pembeli.
Menurut sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Pon Jombang, kenaikan terjadi sejak tiga hari lalu. Semula harga daging sapi 75 ribu rupiah perkilogram. “Sejak harga daging naik, pembeli berkurang. Omset saya jadi turun,” keluh Tarno, salah satu pedagang sapi Pasar Pon, Rabu (06/02/2013).
Tingginya harga daging sapi itu membuat omzet penjualan mereka turun drastis. Jika sebelumnya setiap hari mampu menjual 30 kilogram, sekarang hanya mampu menghabiskan penjualan 20 kilogram saja.
Meski sebenarnya bagi pembeli ada pilihan daging sapi impor yang relatif lebih murah, namun para pedagang enggan beralih dagangan. Karena konsumen tidak mau beli karena kwalitas daging import jelek dan kadar airnya tinggi. “Daging sapi impor kualitasnya lebih rendah daripada daging sapi lokal. Pembeli lebih memilih daging sapi lokal,” kata Tarno.
Sulastri salah satu pedagang mengaku setiap harinya terpaksa membawa pulang dagangannya karena sepi pembeli. Hal yang sama juga dialami pedagang lainya. Kalau biasanya minimal laku 10 kilogram, sekarang tinggal 3 kilo sampai 4 kilo. “Terpaksa saya harus bawa pulang dagangan saya, karena pembelinya menyusut,” ujarnya.
Konsumen penjual bakso yang biasanya membeli 4 kilogram, kata Sulastri, sekarang hanya 3 kilogram. “Konsumen mengurangi jumlah pembelian karena harganya tidak terjangkau lagi,” ungkap Sulastri.
Para pedagang ini meminta pemerintah turun tangan sekaligus menurunkan harga daging sapi. (rg)
Social