Mojokerto-(satujurnal.com)
Sejumlah guru ngaji
mempertanyakan pecairan bantuan hibah bansos Kabupaten Mojokerto Rp 150 ribu
per tahun. Pasalnya, tahun 2012 mereka mengaku gigit jari. Tidak memperoleh
kucuran bantuan.
Agus, salah satu guru ngaji
‘nyanyi’ lantaran tak menerima intensif tersebut. interaktif dibuka. “Sampai ganti tahun,
bantuan Pemkab Mojokerto untuk guru ngaji belum juga cair. Terpaksa saya
mengutarakan ini agar segera direspon pihak terkait,” katanya, Senin
(25/03/2013).
Sayangnya, Agus tak membeber
identitas maupun jumlah guru ngaji yang ia sebut jumlahnya ratusan.
SH, salah satu koordinator madin
(majelis diniyah) tingkat kecamatan mengungkap, guru ngaji yang menyoal
mandegnya kucuran bantuan itu mungkin yang termasuk dalam ribuan gerbong guru
ngaji yang tereliminasi tahun 2012 lalu. “Memang tahun 2011 jumlah guru ngaji
penerima sasaran bantuan Pemkab lebih banyak dari tahun berikutnya (2012) Soal
berapa jumlah tepatnya saya tidak tahu,” kilahnya.
Menanggapi ini, Kepala Bagian
Kesra Pemkab Mojokerto, M Ali Ridlo mengatakan, jumlah guru ngaji penerima dana
bantuan hibah Pemkab Mojokerto kurun dua tahun ini dikurangi. Dari tahun 2012
lebih dari 15.000 orang guru ngaji, sekarang jumlahnya sekitar 8.598 orang
saja. “Pengurangan itu merupakan hasil verifikasi dan validasi yang dilakukan
tim,” ujarnya.
Ali Ridho menengara, mereka yang
mengaku tidak menerima bantuan, meski lewat tahun, adalah orang-orang yang
tercoret dalam daftar penerima hibah tersebut. “Kalau penyerahan bantuan sudah
selesai dalam dua termijn. Setiap termin Rp 75 ribu per orang,” ungkapnya.
Ia menyarankan pihak yang menyoal
untuk melakukan cross check ke masing-masing koordinator. “Karena bantuan itu
dilewatkan rekening koordinator,” ujarnya.
Kepala Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Pemkab Mojokerto, Suhartamyo menyatakan, semua bantuan untuk
guru ngaji sudah terealiasi di tahun 2012. “Dari pengajuan Bagian Kesra, kita
menindaklanjuti untuk pencairan. Dan itu sudah direalisasi. Jadi kalau dibilang
ada yang nyantol, tentunya akan masuk di Silpa (sisa anggaran). Tapi itu tidak
ada sisa,” katanya. (one)
Social