Jombang-(satujurnal.com)
Kenaikan harga lombok di pasaran ternyata membuat petani merugi , pasalnya masih dalam musim hujan, petani hanya bisa melakukan lima kali masa petik karena lombok, banyak yang busuk.
Kenaikan harga lombok di pasaran ternyata membuat petani merugi , pasalnya masih dalam musim hujan, petani hanya bisa melakukan lima kali masa petik karena lombok, banyak yang busuk.
Berbeda dengan musim sebelumnya, petani lombok di Desa Jjombok/Kesamben Jombang bisa melakukan 10 kali petik sekali panen/namun kali ini hanya lima kali petik karena masih dalam musim hujan akibatnya lombok banyak yang busuk.
Suradi salah satu petani Desa Jombok, mengatakan sejak seminggu terakhir ini harga lombok mengalami peningkatan harga dari sawah berkisar antara Rp 25 - 30 ribu per kilogram, padahal sebelumnya harga tersebut hanya rp 15 ribu per kilogram.
Sementara itu harga cabai di pasaran berkisar antara Rp 45 – 50 ribu per kilogramnya, harga tersebut mengalami kenaikan hingga dua kali lipat, karena sebelumnya harga cabai sekitar Rp 23 ribu hingga Rp 30 ribu. Suradi mengatakan meski harga lombok mengalami kenaikan, namun jumlah produksi cabainya turun drastis, karena cabainya banyak yang membusuk karena hujan masih turun.
Dalam satu hektar lahan petani membutuhan biaya operasional sebesar rp 15 juta, ironisnya, saat panen hanya menghasilkan cabai sebanyak 2 kwintal dalam sekali petik,hasil panen cabai hanya rp 10 juta, padahal biaya operasional mencapai rp 15 juta.(rg)
Social