Mojokerto-(satujurnal.com)
Dua sungai besar di Kota Mojokerto, Sungai Sadar dan Sungai Cemporat kondisinya sudah mengkhawatirkan, karena terus mengalami pendangkalan dan berdampak meluapnya air sungai saat musim hujan hingga berujung menjadi banjir. Saat ini pengerukan di dua sungai itu merupakan kebutuhan mendesak.
Sayangnya, Perum Jasa Tirta tidak tanggap. Beberapa kali pemberitahuan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Mojokerto agar endapan di sungai itu diangkat pun tak digubris.
“"Kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Perlu dilakukan rehabilitasi segera mungkin untuk mengantisipasi banjir karena luapan," ujar Kepala KLH Kota Mojokerto, Agoes Hery Santoso , Selasa (05/11/2013).
Dikatakannya, kedua sungai besar itu menjadi tanggung jawab Perum Jasa Tirta. Pihaknya sudah melakukan koordinasi, bahkan beberapa kali melayangkan surat terkait kondisi sungai yang melintasi pemukiman penduduk itu. “Kami sudah berkoordinasi, bahkan beberapa kali melayangkan surat soal pengendapan dan pendangkalan Sungai Sadar dan Sungai Cemporat. Tapi sejauh ini belum ada tindaklanjut,” sesal Agoes.
Padahal, dengan pengerukan di dua sungai itu, debit air yang mengalir ke Kota Mojokerto dapat ditampung dengan maksimal sehingga mengurangi potensi banjir. “Kalau aliran air tidak lancar, khawatirnya sungai mudah meluap,” tukasnya.
Ia mengatakan musibah banjir yang terjadi di wilayah Kelurahan Meri akibat luapan air Sungai Sadar harus menjadi pelajaran tentang kondisi sungai yang kini mengalami pendangkalan tersebut.
“Kami terus lakukan upaya preventif, diantaranya menggandeng warga dan instansi pemerintah dan swasta melakukan pembenahan dan pembersihan parit-parit yang tersumbat. Tapi kalau hulunya dangkal, luapan banjir tak terelakkan,” singgung Agoes. (one)
Social