Aksi Sosial Masudin ; Terapi Siswa Tuna Rungu SMA-LB - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Aksi Sosial Masudin ; Terapi Siswa Tuna Rungu SMA-LB

Jombang- (satujurnal.com)
Aksi sosial terapi penderita tuna rungu kembali dilakukan Masudin, pakar terapi telinga asal Ngoro, Jombang. Kali ini dilakukan terhadap siswa penderita tuna rungu yang bersekolah di SMA-LB (sekolah menengah luar biasa) Muhammadiyah Jombang, Jum’at (20/12/2013).

Dari 13 pelajar yang menderita tuna rungu, 7 siswa diantaranya yang menjalani terapi. Bukan lantaran membatasi jumlah yang akan diterapi, namun Masudin meminta setiap siswa yang diterapi harus didampingi oleh orang tuga masing-masing.

"Ini agar tidak ada salah persepsi. Makanya yang kita terapi hanya yang didampingi orangtuanya," kata Masudin.

Ketujuh pelajar tersebut dipanggil satu persatu untuk menjalani terapi. Mereka dipijit beberapa detik di sekitar telinga dan kepala. Seperti biasanya, penderita tuna rungu itu dites dengan cara ditepuk dari jarak dekat. Setelah itu, penderita dipanggil dari jarak 5 sampai
10 meter. Jika mendengar, penderita tersebut diminta mengangkat jari.

Masudin  mengatakan, pihaknya hanya membuka saraf pendengaran para penderita tuna rungu. Sehingga penderita tidak bisa langsungberbicara. Untuk bisa berbicara, menurut Masudin, dibutuhkan waktu 6 hingga 12 bulan.

"Makanya yang terpenting adalah membelajari mereka berkomunikasi," ungkapnya.

M Syaifuloh (53), salah satu wali murid tuna rungu mengatakan, anaknya  bernama Deni (16), sejak lahir mengalami keterbatasan dalam hal pendengaran. Ia sudah berusaha mencari pengobatan baik secara medis maupun alternatif, namun hingga saat ini tidak ada perubahan. Dia meyakini, setelah menjalani terapi Masudin, anaknya mengalami perkembangan.

"Untuk sementara ini saya percaya. Karena sewaktu dipanggil tadi, anak saya bisa mengangkat jari. Mudah-mudahan saja benar-benar berhasil. Ini bagian dari ikhtiar," katanya Syaifulloh.

Kepala SMA-LB Muhammadiyah, Tri Pamuji, menjelaskan, dari 13 pelajar tuna rungu di sekolahnya mengalami tingkat keterbatasan pendengaran yang berbeda-beda. Ada yang tuli total, ada pula yang masih bisa mendengar dalam tingkat tertentu. "Semoga saja ikhtiar ini membuahkan hasil," katanya. (rg)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional