Mojokerto-(satujurnal.com)
Puluhan massa yang tergabung dalam LSM GERAN(Gerakan Rakyat Mojokerto) ngluruk menggelar aksi demo di tiga titik, Kantor Dinas PU Kota Mojokerto, Perkantoran Pemkot Mojokerto dan Kejaksaan Negeri. Mereka menuntut akuntabilitas dan transparansi proyek-proyek Pemkot Mojokerto.
Di setiap titik demo, mereka mengawali dengan berorasi di depan jalan kantor. Demo yang dimotori tiga aktivis LSM, Sugiantoro, Supriyono dan Rifai itu tak pelak mengundang perhatian pengguna jalan.
Ketiga aktivis LSM itu melakukanorasi, menghujat ketidaktransparanan Pemkot Mojokerto dalam menggunakan APBD. “Sejumlah proyek fisik yang digawangi Dinas PU (Kota Mojokerto) dengan nilai miliaran rupiah hasilnya patut dipertanyakan. Bukan saja amburadul, tapi juga sarat manipulasi,” lontar Sugiantoro.
Aktivis LSM ini juga mengaku mengantongi sejumlah data proyek yang patut diduga tidak beres. “Penggunaan APBD yang tidak transparan terjadi karena kongkalikong antara oknum pegawai Pemkot dengan kontraktor nakal. Ini harus disudahi agar Kota Mojokerto tidak lagi berpredikat kota kelima rawan korupsi di Jawa Timur,” tegas Supriyono.
Sejumlah aparat kepolisian pun berjaga-jaga mengamankan demo yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB.
Di tiga perkantoran, perwakilan pendemo diterima pejabat terkait. Saat di Dinas PU, debat dan adu argumen soal mekanisme proyek tak terhindarkan. Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota, Luwi serta beberapa intel dari unsur polisi dan TNI tampak mengikuti setiap dialog.
“Kami berharap aparat penegak hukum menindaklanjuti temuan kami,” kata Supriyono.
Sementara di Perkantoran Pemkot dan Kejari Mojokerto, mereka hanya menyampaikan rekomendasi LSM terkait proyek yang disinyalir menyimpang. (one)
Puluhan massa yang tergabung dalam LSM GERAN(Gerakan Rakyat Mojokerto) ngluruk menggelar aksi demo di tiga titik, Kantor Dinas PU Kota Mojokerto, Perkantoran Pemkot Mojokerto dan Kejaksaan Negeri. Mereka menuntut akuntabilitas dan transparansi proyek-proyek Pemkot Mojokerto.
Di setiap titik demo, mereka mengawali dengan berorasi di depan jalan kantor. Demo yang dimotori tiga aktivis LSM, Sugiantoro, Supriyono dan Rifai itu tak pelak mengundang perhatian pengguna jalan.
Ketiga aktivis LSM itu melakukanorasi, menghujat ketidaktransparanan Pemkot Mojokerto dalam menggunakan APBD. “Sejumlah proyek fisik yang digawangi Dinas PU (Kota Mojokerto) dengan nilai miliaran rupiah hasilnya patut dipertanyakan. Bukan saja amburadul, tapi juga sarat manipulasi,” lontar Sugiantoro.
Aktivis LSM ini juga mengaku mengantongi sejumlah data proyek yang patut diduga tidak beres. “Penggunaan APBD yang tidak transparan terjadi karena kongkalikong antara oknum pegawai Pemkot dengan kontraktor nakal. Ini harus disudahi agar Kota Mojokerto tidak lagi berpredikat kota kelima rawan korupsi di Jawa Timur,” tegas Supriyono.
Sejumlah aparat kepolisian pun berjaga-jaga mengamankan demo yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB.
Di tiga perkantoran, perwakilan pendemo diterima pejabat terkait. Saat di Dinas PU, debat dan adu argumen soal mekanisme proyek tak terhindarkan. Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota, Luwi serta beberapa intel dari unsur polisi dan TNI tampak mengikuti setiap dialog.
“Kami berharap aparat penegak hukum menindaklanjuti temuan kami,” kata Supriyono.
Sementara di Perkantoran Pemkot dan Kejari Mojokerto, mereka hanya menyampaikan rekomendasi LSM terkait proyek yang disinyalir menyimpang. (one)
Social