Walikota Mas’ud Yunus Kecam Insiden DPU - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Walikota Mas’ud Yunus Kecam Insiden DPU


Mas'ud Yunus

Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus mengecam keras tindakan salah satu LSM Mojokerto yang ngamuk hingga mengintimidasi dan mencengkeram lengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto, Subambihanto, Kamis (12/12/2013). Ia pun meminta agar hukum yang bicara.
“Kami tidak akan memberi toleransi  atas perbuatan kekerasan apalagi ada praktik premanisme. Lebih-lebih aksi kekerasan itu berlangsung di institusi pemerintahan sebagai simbol negara. Dengan dalih apa pun, kekerasan tak bisa dibenarkan,” cetus Mas’ud Yunus, Jum’at (13/12/2013).
Ditandaskan, jika nanti terbukti ada unsur kekerasan dan mengarah ke premanisme, orang nomor satu di Kota Mojokerto ini meminta semua diproses sesuai hukum. “Karena sudah mengancam institusi, ya harus dipidanakan,” tegas dia.
Meski demikian, Mas’ud Yunus meminta Kepala Dinas PU Subambihanto untuk terlebih dahulu menuntaskan perkara insiden yang terjadi di kantornya. “Jangan sampai insiden ini menjadi presenden buruk di kemudian hari,” katanya.

Pemkot Mojokerto selalu mengedepankan keterbukaan dalam segala hal. Sebab, akuntabulitas ini sangat bergantung keterbukaaan. Namun kasus aktivis LSM yang meminta dengan cara kurang simpatik ini menjadi catatan juga. Menurut Yai Ud, dalam membuka dokumen proyek milik pemerintah tidak lantas begitu saja dibuka. Namun harus ada aturannya. Di antara memang harus minta ijin pimpinan.

Semua elemen masyarakat, termasuk LSM, ujar walikota yang baru dilantik sepekan lalu tersebut, merupakan mitra pemerintah. Sehingga jika hendak menyampaikan aspirasi atau ingin mendapat informasi yang terkait dengan dokumen pemerintah, harus melalui aturan dan mekanisme yang benar. "Segala sesuatu harus disampaikan dengan baik-baik dan sesuai aturan dan norma. Jika melalukan apa saja dengan dibarengi kekerasan tetap tak bisa dibenarkan. Kami tak ingin ada praktik premanisme di sini. Apalagi di kantor pemerintahan," tandas Mas’ud Yunus.
Dugaan tindak kekerasan terhadap Bambi, sapaan akrab Subambihanto dilakukan beberapa orang yang tergabung dalam salah satu LSM Mojokerto, Kamis (12/12/2013).

Subambihanto yang akrab disapa Bambi mengaku mengalami luka lebam di lengan kanan dan punggung akibat dicengkeram dua anggota LSM tatkala akan menutup pintu kerjanya. 
Insiden yang terjadi sekitar pukul 9.00 WIB tersebut tak pelak membuat suasana kantor di jalan raya Bypass itu tegang. 

Sumbambihanto yang berhasil lepas dari cengkeraman, memilih lari menuju Mapolsek Magersari sebelah selatan kantor DPU meminta perlindungan.

“Beberapa orang yang mengaku dari salah satu LSM saya temui di ruang pertemuan, samping ruang kerja saya, didampingi staf saya Afif dan Riyan. Mereka meminta dokumen lelang proyek Alun-alun. Karena yang diminta dokumen lelang, diantaranya SPK (surat perintah kerja), saya sampaikan untuk kepentingan itu saya harus koordinasi dulu dengan pimpinan proyek maupun Sekda dan Walikota,” beber Bambi usai menjalani pemeriksaan di kantor Polsek Magersari. 

Tapi, lanjut Bambi, mereka terus mendesak. “Harus hari ini,” ujar dia meniru ucapan salah satu anggota LSM.

Setelah itu, lanjut Bambi, saya masuk ke ruang kerja saya karena akan ada rapat staf. 

“Dari belakang, pintu saya dibuka. Saya ditarik paksa. Pertama ada empat orang. Lalu saya dipegangi dua orang bertubuh kekar. Saya bisa keluar ke pintu satunya, tapi saya digandoli. Dipegangi dengan keras. Meski akhirnya saya bisa keluar, saya diluar didorong-didorong. Karena merasa terancam, saya lari ke Polsek (Magersari),” ungkap Bambi. 

Bambi mengaku hanya mengenal dua orang, yakni Rf dan Sp. Sementara 8 orang lainnya tak ia kenal sebelumnya. “Saya tadi takut kembali ke kantor,” akunya sesaat sebelum ke RSU menjalani visum. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional