Jombang-(satujurnal.com)
Kematian bebek di wilayah Kabupaten Jombang yang sangat masif dengan penyebaran sangat cepat kian mencemaskan puluhan peternak unggas. Sementara penanganan kasus oleh pemerintah daerah setempat dikeluhkan peternak lantaran belum mendapatkan perhatian yang memadai.
Sepeti keluhan sejumlah peternak di Desa Alang-Alang Caruban Kecamatan Jogoroto dan Desa Gabus Banaran Kecamatan Tembelang Jombang. Sejumlah peternak di dua desa ini menyebut kematian bebek kali ini lebih cepat dan jumlahnya lebih besar dibandingkan sebelumnya. Hingga 13 Januari 2014 kasus kasus bebek mati sudah tembus angka ribuan ekor.
“Kalau dalam kasus flu burung tahun lalu, unggas yang mati hanya puluhan. Itu pun dengan sigap petugas melakukan penanganan. Tapi dalam kasus ini, kematian unggas dalam sepekan tak kurang dari 3.000 ekor,” kata Agus, salah satu peternak bebek di Desa Alang-Alang Caruban, Senin (13/01/2013).
Namun, Agus mengaku tak tahu persis apakah unggas miliknya mati karena virus avian influenza atau bukan, “Ribuan bebek yang mati diawali dengan gejala kejang-kejang dan hidung berlendir tanpa mata berwarna biru, tapi tidak disertai mata biru, yang jadi penanda terserang flu burung,” tukasnya.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Baidlowi mengatakan, ribuan bebek yang mati akibat musim hujan. Selain itu kebersihan kandang juga menjadi faktor. “Cuaca di musim hujan memang rentan bagi unggas. Tapi jika kandang bersih, pakan cukup ,dilakukan pemberian vitamin dan penyemprotan disinfektan secara rutin serta memisahkan bebek yang terserang flu akan mengurangi resiko bebek mati,” katanya.
Pihaknya menyatakan akan segera melakukan investigasi lapangan secara intensif. tentang kesiapsiagaan dan kewaspadaan melakukan langkah-langkah awal pengendalian penyakit flu burung. (rg)
Social