Jombang-(satujurnal.com)
Baku pukul
antara anggota marinir dan Polsuska nyaris terjadi di stasiun kereta api (KA)
Jombang, Kamis (09/01/2014). Aksi dipicu larangan pedagang asongan berjualan di
area stasiun besar Jombang itu.
Pedagang asongan
yang nekad menerobos area stasiun dihadang aparat marinir dan Polsuska.
Kericuhan di pintu keluar stasiun pun tak terhindarkan. Antara ketiga pihak
terlibat saling dorong hingga nyaris baku pukul. Bahkan barang dagangan milik
asongan hancur saat terjadi kericuhan.
Sebelumnya,
kericuhan juga sempat terjadi di depan ruangan kepala stasiun. Saat pedagang
asongan hendak menemui kepala stasiun, dihadang oleh anggota marinir dan polsuska.
Ketegangan pun tak terhindarkan hingga membuat pedagang asongan emosi
melemparkan barang dagangannya ke lantai.
Insiden yang
kesekian kalinya terjadi antara aparat marinir dengan pengasong rupanya
berpengaruh pada manajemen Stasiun Besar KA Jombang.
Pihak PT KAI
melalui Wakil Kepala Stasiun Besar Jombang menyatakan tidak akan memberikan
toleransi maupun kebijakan kepada pedagang asongan karena mengacu pada Undang
Undang Perkeretapian Dan Peraturan Pemerintah. Pun soal solusi yang diharapkan
pengasong, PT KAI bergeming. Soal bantuan gerobak dagang dari Pemkab Jombang
yang belum direalisasi, PT KAI enggan menanggapi. Dinilai, kebijakan bantuan
gerobak dagang itu ranah pemerintah daerah, bukan urusan salah satu BUMN tertua
tersebut.
Beberapa
pedagang asongan menyesalkan sikap kaku PT KAI. Tak ada solusi apa pun yang
ditawarkan manajemen pengendali kuda besi tersebut. Tak pelak, mereka
menyatakan akan terus berdagang. Karena hanya mengasong yang jadi tumpuhan
hidup keluarga mereka.
“Meski
marinir menjaga ketat, saya dan teman-teman tidak mundur. Karena dari asongan
lah saya hidup,” kata Urip, salah satu pengasong. (rg)
Social