Kadisnakertrans Amin Wachid |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Selain sosialisasi secara komprehensif, testimoni transmigran sukses asal Kota Mojokerto dijadikan pariwara dalam bentuk lain oleh Disnakertrans Kota Mojokerto untuk mendongkrak kepesertaan program transmigrasi.
“Beberapa waktu lalu kami kedatangan salah satu keluarga transmigran asal Lingkungan Balong Cangkring Baru, Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon yang tengah bertandang ke kampung asal. Dihadapan warga dan calon transmigran, kami minta berbagi, berkisah dan berkiat soal sukses bertransmigrasi. Keluarga ini menjadi inspirasi bagi calon transmigran,” kata Kepala Disnakertrans Kota Mojokerto, Amin Wachid, Selasa (11/02/2014).
Seperti tahun lalu, ujar Amin Wachid, tahun ini Disnakertrans Kota Mojokerto mendapat ploting memberangkatkan 5 keluarga transmigran.
“Tahun ini, tujuan transmigrasi ditentukan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Sedang tahun 2013, lima kuota terpenuhi untuk diberangkatkan ke Nunukan, Kalimantan Timur. Namun dua KK mengundurkan diri karena ada kecelakaan keluarga. “Dengan berbagai sosialisasi, plus testimoni, kami berharap target tahun ini bisa terpenuhi,” cetusnya.
Meski mengaku optimis akan mampu penuhi target, namun mantan Asisten I Sekkota Mojokerto mengatakan untuk menjalankan program itu tidak semudah membalik telapak tangan dan tidak sesederhana tujuan yang digagas pemerintah. Sosialisasi komprehensif dan pemahaman pemahaman yang cukup dimengerti oleh kelompok sasaran menjadi kunci. Karena tidak cukup hanya ada parirawara tentang pentingnya transmigrasi.
Yang pasti, pemerintah memberikan sejumlah kail kerja yang bisa diberdayakan untuk mengelola sebuah lahan subur di lokasi transmigrasi.
"Tapi tidak mudah mengajak warga bertransmigrasi.. Ada stigma bahwa di daerah transmigrasi tak didukung fasilitas dan infrastruktur. Belum lagi banyak warga berpola pikir instan,” katanya.
Terhadap warga yang berminat menjadi transmigran, pemerintah menyediakan fasilitas rumah tipe 36 di lokasi perkebunan dan mendapat bantuan sembako setiap bulan senilai Rp 1 juta. Menjelang berangkat, satu keluarga juga berhak atas dukungan peralatan rumah tangga senilai Rp 3,4 juta. Lahan seluas masing-masing 3 hektare juga disiapkan.
Semua biaya, transportasi dan akomodasi selama perjalanan ditanggung pemerintah. Keluarga akan diantarkan sampai tempat tujuan. "Pemerintah setempat nanti akan memberi biaya hidup Rp 1 juta selama kurang lebih 1 tahun. Itu belum termasuk bantuan sembako selama kurun waktu yang sama," imbuh Amien. (one)
Social