Mojokerto-(satujurnal.com)
Ratusan warga Kota Mojokerto pendukung calon presiden- wakil presiden Joko Widodo dan Yusuf Kalla (Jokowi-JK) bergabung dan mendeklarasikan Relawan Cinta Tanah Air Mojokerto (RCTA - Mojokerto), Minggu (15/06/2014).
Komunitas yang digawangi sejumlah politisi dan tokoh masyarakat setempat ini menyatakan kesiapannya memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 pada Pilpres 9 Juli mendatang.
Abdul Gani Soehartono, politisi PDI-P yang juga mantan walikota Mojokerto dua periode membacakan ikrar relawan untuk pemenangan pasangan capres-cawapres usungan PDI-P dan lima parpol tersebut.
"Para Relawan Cinta Tanah Air untuk kemenangan Jokowi-JK memang digerakkan orang-orang dari parpol pendukung maupun dari berbagai elemen masyarakat, tapi relawan bukan bagian dari struktur partai. Kami adalah orang-orang yang benar-benar mencintai Jokowi-JK," ujar Gani.
Atas kecintaan terhadap tokoh yang disebutnya memiliki dedikasi dan integritas tinggi itu pula segala biaya operasional RCTA ditanggung secara mandiri.
"Kita urunan, tidak ada bantuan dalam bentuk apa pun dari luar RCTA," ujarnya.
Secara konkrit, lanjut Gani, RCTA akan mensosialisasikan Jokowi-JK secara elegan.
"Kami menghindari kampanye hitam. Karena kampanye yang demikian merupakan bentuk ketakutan dari pihak yang sudah merasa kalah. Kampanye hitam juga merupakan pembodohan," tandasnya.
Soal target suara, Gani menyebut setidaknya 60 persen suara bisa didulang untuk pasangan Jokowi-JK. "Target kita 60 persen. Angka ini sangat realistis, melihat dukungan parpol dan peta pileg," tukasnya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI-P Kota Mojokerto, Yunus Suprayitno mengatakan, munculnya Jokowi menjadi fenomena tersendiri. Karena sepanjang sejarah pilpres, baru pertama kali capres diberi bantuan langsung rakyat. "Uang urunan rakyat untuk capres Jokowi hampir Rp 50 miliar," katanya.
Jokowi, ujar politisi senior PDI-P Kota Mojokerto tersebut, tidak mau berhutang. "Jokowi tidak mau dimodali cukong," imbuhnya.
Karena untuk biaya pemenangan capres Jokowi sebagian dari uang urunan rakyat, maka ia menegaskan agar pemilih Jokowi tidak berharap 'uang coblosan'.
"Jangan berharap ada uang serangan fajar. Kalau berharap sama artinya anda mau uang rakyat," ingat dia. (one)
Social