Jombang-(satujurnal.com)
Banjir
yang merendam 3 kecamatan di wilayah Kabupaten Jombang sejak tiga hari lalu
kini mulai surut. Para siswa yang sekolahnya terendam gotong royong
membersihkan ruang kelas dan ruang guru, Sabtu (21/2/2015).
Seperti
yang dilakukan para guru dan siswa SDN Gambiran 1 Mojoagung. Mereka
membersihkan sisa-sisa lumpur dan kotoran dan mengembalikan posisi bangku
sekolah yang berserakan akibat terjangan banjir. Namun sejumlah buku pelajaran dan dokumen
sekolah serta komputer yang terendam banjir tidak bisa diselamatkan lagi.
Kerugian
diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Kondisi
ini terjadi karena sekolah negeri ini rawan banjir karena berada tepat di tepi
sungai Gunting yang menjadi biang banjir.
“Hari
ini tidak ada pelajaran, tapi bersih-bersih ruang kelas dan ruang guru,” kata
Firuz, salah satu siswa SDN Gambiran 1.
Kepala
SDN Gambiran 1, Suhadi berharap agar pemerintah setempat meninggikan tanggul
sungai Gunting. Karena letak sekolah yang berada di pinggir tanggul sungai
Gunting menyebabkan ketinggian air tatkala banjir menerjang terbilang paling
tinggi, mencapai 2 meter.
Selain
sekolahan, warga di Desa Gambiran mulai membersihkan rumahnya meskipun di pekarangan
masih tergenang banjir. Warga pun meminta pemerintah agar pembangunan tanggul
tidak asal-asalan. Ini lantaran setiap kali hujan deras, tanggul sungai Gunting
jebol.
Selain
soal tanggul, yang disayangkan sebagian warga Desa Gambiran, sejak banjir
melanda lingkungan mereka, pemerintah belum menurunkan bantuan logistik.
Seperti diketahui, banjir akibat luapan sungai Gunting, sejak
Kamis (19/02/2015) petang tidak saja merendam pemukiman wilayah Kecamatan
Mojoagung, namun juga merendam sekolah dan pemukiman di Kecamatan
Sumobito dan Kecamatan Kesamben. Luapan sungai Gunting ini akibat tidak mampu
menampung derasnya hujan di wilayah Wonosalam yang berada di Lereng Gunung
Anjasmoro. (rg)
Social