Mojokerto-(satujurnal.com)
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Mojokerto dan sejumlah perajin batik setempat melakukan lawatan ke sentra batik Bangkalan, Madura, Kamis (12/2/2015).
Awak organisasi nirlaba yang memayungi dan mengembangkan produk kerajinan UKM dibawah kendali Siti Amsah Mas’ud Yunus, istri Walikota Mojokerto ini memilih produk batik salah satu daerah di pulau garam tersebut untuk menimba ilmu soal pembinaan terhadap perajin batik.
“Kami ngangsu kaweruh (menimba ilmu) mengenai pembinaan terhadap perajin batik di Kabupaten Bangkalan sehingga bisa mencapai kesuksesan seperti saat ini,” jelas Siti Amsah Mas’ud Yunus menyebut alasan memilih belajar di daerah penghasil batik dengan kualitas tinggi tersebut.
Dengan bertambahnya wawasan, katanya, akan menambah pula rasa bangga kita pada batik yang menjadi identitas budaya kita.
Sementara itu, Wakil ketua Dekranasda yang juga wakil ketua TP PKK Kota Mojokerto, Ninis Triaswati mengatakan, batik Bangkalan tidak saja berdaya edar di dalam negeri sudah merambah ke pasar internasional. “Hasil kerajinan batik kabupaten bangkalan juga merambah ke pasar internasional,” kata Ninis.
Selain itu, imbuh istri Wakil Walikota Suyitno tersebut, tujuan kunjungan ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran batik Bangkalan, teknik pembuatan dan penentuan harga batik bangkalan ini.
“Kami juga ingin mengetahui bagaimana kesepakatan standar kualitas dan harga batik Bangkalan itu sendiri untuk menjaga agar persaingan antar perajin tetap sehat,” jelas Ninis.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Bangkalan, Nailur Rahmah Makmun, yang juga istri Bupati Bangkalan, membeber kiat sukses membina ratusan perajin batik di wilayahnya.
“Di Bangkalan ini terdapat 215 perajin batik, sedangkan perputaran uang dari sektor batik ini sebulan bisa mencapai 4 milyar,” katanya.
Bangkalan ini, lanjutnya, antar UKM saling membantu. “UKM yang belum terkenal membantu yang belum terkenal, jadi tidak sampai mati,” terangnya.
Secara teknis pembuatan batik dan bahan batik Madura atau Bangkalan tidak jauh berbeda dengan yang lain, namun ciri batik Bangkalan adalah memiliki warna yang cerah dan beragam seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Batik Bangkalan ini termasuk dalam motif pesisiran, ragam motifnya diambil dari motif flora dan funa, serta motif kombinasi hasil kreasi pembatiknya.
Dalam kesempatan ini rombongan Dekranasda Kota Mojokerto ini juga meninjau ke Sentra Kerajinan Batik Bangkalan serta Galeri Tresna Art. (one)
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Mojokerto dan sejumlah perajin batik setempat melakukan lawatan ke sentra batik Bangkalan, Madura, Kamis (12/2/2015).
Awak organisasi nirlaba yang memayungi dan mengembangkan produk kerajinan UKM dibawah kendali Siti Amsah Mas’ud Yunus, istri Walikota Mojokerto ini memilih produk batik salah satu daerah di pulau garam tersebut untuk menimba ilmu soal pembinaan terhadap perajin batik.
“Kami ngangsu kaweruh (menimba ilmu) mengenai pembinaan terhadap perajin batik di Kabupaten Bangkalan sehingga bisa mencapai kesuksesan seperti saat ini,” jelas Siti Amsah Mas’ud Yunus menyebut alasan memilih belajar di daerah penghasil batik dengan kualitas tinggi tersebut.
Dengan bertambahnya wawasan, katanya, akan menambah pula rasa bangga kita pada batik yang menjadi identitas budaya kita.
Sementara itu, Wakil ketua Dekranasda yang juga wakil ketua TP PKK Kota Mojokerto, Ninis Triaswati mengatakan, batik Bangkalan tidak saja berdaya edar di dalam negeri sudah merambah ke pasar internasional. “Hasil kerajinan batik kabupaten bangkalan juga merambah ke pasar internasional,” kata Ninis.
Selain itu, imbuh istri Wakil Walikota Suyitno tersebut, tujuan kunjungan ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran batik Bangkalan, teknik pembuatan dan penentuan harga batik bangkalan ini.
“Kami juga ingin mengetahui bagaimana kesepakatan standar kualitas dan harga batik Bangkalan itu sendiri untuk menjaga agar persaingan antar perajin tetap sehat,” jelas Ninis.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Bangkalan, Nailur Rahmah Makmun, yang juga istri Bupati Bangkalan, membeber kiat sukses membina ratusan perajin batik di wilayahnya.
“Di Bangkalan ini terdapat 215 perajin batik, sedangkan perputaran uang dari sektor batik ini sebulan bisa mencapai 4 milyar,” katanya.
Bangkalan ini, lanjutnya, antar UKM saling membantu. “UKM yang belum terkenal membantu yang belum terkenal, jadi tidak sampai mati,” terangnya.
Secara teknis pembuatan batik dan bahan batik Madura atau Bangkalan tidak jauh berbeda dengan yang lain, namun ciri batik Bangkalan adalah memiliki warna yang cerah dan beragam seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Batik Bangkalan ini termasuk dalam motif pesisiran, ragam motifnya diambil dari motif flora dan funa, serta motif kombinasi hasil kreasi pembatiknya.
Dalam kesempatan ini rombongan Dekranasda Kota Mojokerto ini juga meninjau ke Sentra Kerajinan Batik Bangkalan serta Galeri Tresna Art. (one)
Social