Mojokerto-(satujurnal.com)
Kritik
konstruktif terhadap insan pers Mojokerto disematkan Bupati Mojokerto, Mustofa
Kamal Pasa dan Walikota Mojokerto, Mas’ud
Yunus saat berlangsung helatan ‘Malam Tasyakuran’ PWI Mojokerto di Balai Kota,
Graha Praja Wijaya, Pemkot Mojokerto, Senin (09/2/2015).
Bupati
MKP (sapaan populer Mustofa Kamal Pasa) blak-blakan mengkritisi kinerja awak
media. Seloroh dan lontaran terhadap wartawan ‘abal-abal’ hingga wartawan yang
disebutnya penyaji fakta diartikulasikan secara kental dan lepas. Bupati yang
memastikan diri Running Pilbup Mojokerto 2016 ini pun menaruh harapan besar
terhadap wartawan sebagai penghubung informasi pemerintah dengan masyarakat.
“Tugas
wartawan itu menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Bukan sebaliknya,
menyajikan berita yang tak berbobot, tendensius dan cenderung memojokkan nasa
sumber,” ucap MKP.
Dalam
beberapa hal, lanjut MKP, munculnya berita minor tak lepas dari renggangnya
hubungan wartawan dan nara sumber atau pejabat. “Makanya, perlu dibangun
kemitraan yang kuat antara birokrasi dan wartawan. Tentunya dalam arti positif.
Kritis pun harus yang membangun, jangan menyudutkan, apalagi menghakimi,” pesan
dia.
Sementara
itu, Walikota Mas’ud Yunus hanya memberi kesan sekaligus mengingatkan agar
wartawan berada pada rel yang benar. “Memberitakan yang benar itu pahalanya
sebanyak orang yang membaca. Tapi kalau memberitakan secara salah, hingga
merugikan orang lain atau lembaga, dosanya sebanyak orang yang membaca pula,”
ujar birokrat ulama yang akrab disapa Kyai tersebut.
Sedang
tiga pejabat vertikal, Kajari Mojokerto, Mursito SH, Kapolres Mojokerto Kota,
AKBP Bambang Widiyatmoko dan Dandim
0815 Mojokerto, Letkol ARM Putrasanto Gatot Sri Handayani S.Sos, mengapresiasi
kerja-kerja jurnalistik, tak terkecuali awak media yang tergabung dalam PWI
Mojokerto. “Kecepatan berita yang disajikan wartawan diatas informasi yang
diserap intel Kodim. Kerja wartawan memang patut diacungi jempol ,” puji
Dandim.
Semua kritik dan saran pejabat yang tergabung
dalam Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Mojokerto tersebut merupakan respon
terhadap ‘tawaran’ Ketua PWI Mojokerto, Andung Achmad Kurniawan agar mereka
menyampaikan uneg-uneg tentang kerja-kerja jurnalistik, khususnya tugas yang
dipanggul wartawan.
“Kami meminta agar pejabat dan publik tak segan
memberi kritik maupun masukan terhadap wartawan maupun PWI secara kelembagaan. Kritik
yang konstruktif kita butuhkan untuk peningkatan kinerja wartawan,” katanya.
Nasi tumpeng dan kue tar disuguhkan di ujung
helatan memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2015 tersebut.
Sebelumnya,
Senin (09/2/2015) pagi tadi, HPN 2015 diperingati PWI Mojokerto dengan bhakti
sosial fogging di Desa Mojodadi,
Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Awak PWI Mojokerto memilih fogging atau
pengasapan dengan menggandeng dinas kesehatan setempat, lantaran 13 warga di
desa ini terserang demam berdarah, tiga diantaranya dinyatakan positif demam
berdarah dengue (DBD).
Ketua HPN 2015 PWI Mojokerto, Handi Firmansyah
mengatakan, kegiatan pengasapan dikerucutkan sebagai salah satu agenda
memperingati hari pers tersebut, selain sebagai wujud empati insan media
terhadap mewabahnya DBD hingga Kabupaten Mojokerto dinyatakan KLB DB, juga sebagai
bentuk tanggungjawab sosial terhadap wabah penyakit
yang masih menjadi momok lantaran ‘kejutan’ yang acapkali muncul akibat virus penyakit
yang dibawa nyamuk aedes aegypti tersebut. “Dengan pengasapan, kita harapkan
tidak muncul lagi kasus DBD di desa ini,” ujar Handi diamini Kades Mojodadi,
Agus Cemani, serta camat dan unsur muspika Kecamatan Kemlagi. (one)
Social