Video kekerasan
siswa SMKN 1 Jetis, Kabupaten Mojokerto beredar luas di media sosial. Beredarnya
video 1:25 menit yang diunggah di youtobe berjudul "Kekerasan Anak SMK 1
Jetis Mojokerto" tersebut disesalkan warga Jombang.
Pasalnya
video kekerasan siswa yang diunggah pada bulan Januari 2015 dinilai tidak layak
untuk di tonton. Warga berharap agar vedio kekerasan itu dihapus agar tidak
semakin beredar luas.
Dalam
video amatir tersebut, antara
pelaku dan korbannya menggunakan seragam yang sama. Adegan kekerasan yang terjadi di salah satu ruang kelas itu diduga
direkam olah satu satu teman keduanya dengan menggunakan kamera handphone.
Dalam video terlihat pelaku menghajar dengan cara memukuli serta menendang tubuh korban di dalam kelas dan disaksikan pelajar lainnya di pintu kelas. Video ini telah dilihat sebanyak 143 kali dan terus meningkat.
Dari rekaman video tersebut terlihat pelaku memakai celana seragam sekolah warna krem dan kemeja berwarna biru sedang memukuli seorang siswa yang memakai seragam lengkap warna krem. Meski terdengar suara minta ampun dari korban, namun pelaku tampaknya tak menghiraukan rasa kesakitan korban.
Beberapa kali, pelaku melayangkan pukulan ke wajah korban serta melontarkan nada ancaman. Meski korban terlihat bersimpuh di lantai ruang kelas, meminta ampun namun pelaku justru menendang pada bagian dada korban. Bahkan pelaku menyeret korban ke arah meja belajar dan membenturkan kepala korban ke sudut meja.
Adengan terakhir, pelaku menyeret korban keluar dari ruang kelas dan terlihat siswa lainnya sedang duduk di depan kelas serta terlihat logo SMKN 1 Jetis di bahu kirinya. Kuat dugaan, jika video tersebut direkam secara spontan oleh siswa lainnya dengan kamera handphone karena terlihat dari rekaman video yang terbalik.
“Kita
sangat menyesalkan beredarnya video kekerasan yang tersebar luas dimedia sosial
warga Jombang. Sebaiknya video itu dihapus saja. Selain tidak patut ditonon juga
agar tidak semakin meluas,” ujar Susanto, warga Jombang, Sabtu (14/3/2015).
Sementara
itu, kepala sekolah SMKN 1 Jetis, Ladi mengatakan,
pelaku dan korban tergabung dalam perguruan silat yang sama di luar sekolahnya.
Pelaku berinisial H merupakan siswa
kelas XII jurusan Permesinan, sementara korban adalah siswa kelas X jurusan
Multimedia. Aksi penganiayaan tersebut terjadi pada September 2014 lalu di
salah satu ruang belajar SMKN 1 Jetis saat jam istirahat.
Ladi
mengaku sudah mempertemukan orang tua pelaku dan korban. Keluarga korban tidak
menuntut karena korban sudah diperiksa ke dokter dan hasilnya tidak ada luka
serius. “Tapi orang tua korban minta agar pelaku dipindah dari sekolah agar
tidak terulang kembali," ujarnya. (rg)
Social