Mojokerto-(satujurnal.com)
Belum turunnya hasil uji laboratorium mrica palsu
temuan Diskoperindag Kabupaten Mojokerto tak pelak membuat warga resah.
Dikhawatirkan, mrica palsu yang terlanjur beredar dan dikonsumsi mengandung
bahan berbahaya. Muncul tengara, mrica palu yang ditemukan di salah satu
pedagang di Pasar Sawahan, Bangsal itu berbahan semen putih dicampur tepung.
Tengara campuran itu terlihat saat tim dari
Disperindag Kabupaten Mojokerto melakukan uji coba dengan cara merendam air di gelas yang disediakan. Mrica palsu itu baru lunak setelah direndam
air selama 10 menit dan saat diremas rasanya padat.
Disinyalir kuat, mrica palsu tidak saja beredar di
wilayah Mojokerto, namun juga di wilayah Jombang, Sidoarjo dan daerah lainnya.
Cara produksinya pun secara massal. Karena untuk memproduksi merica palsu
dibutuhkan mesin khusus agar menyerupai bentuk dan bulatannya. Selain itu
tempat produksinya tersembunyi.
Informasi yang diperoleh, merica palsu dibuat dari
adonan semen putih dan tepung serta pewarna. Lantas adonan yang sudah jadi itu
dimasukkan mesin dan keluar butiran bulat yang menyerupai merica kemudian di
jemur.
Semen putih yang dipakai cukup membahayakan
kesehatan konsumen jika terlalu banyak mengonsumsi. Selain bisa menyebabkan
kanker juga menyumbat saluran pencernaan karena semen tidak bisa larut dalam
tubuh.
"Kalau semen putih dipakai campuran memalsu
merica ya keterlaluan," tutur Kabag Humas Pemkab Mojokerto, Ernawati,
Selasa (16/6/2015).
Menurut Ernawati, merebaknya mrica palsu sangat meresahkan
masyarakat. Karena merica adalah bumbu dapur yang setiap saat dibutuhkan.
"Walau itu jumlahnya sedikit saat dipakai
memasak lama-lama kan terkumpul banyak di dalam tubuh. Makanya Pak Bupati
menginstruksikan untuk operasi pasar agar tak ada lagi mrica palsu,"
tandasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten
Mojokerto, Bambang Purwanto, masih belum berani memastikan bahan baku yang
dipakai.
"Kami tetap menunggu hasil laboratorium dulu
untuk memastikan bahan baku yang dipakai," jelasnya.
Untuk memastikan peredaran merica palsu, tim dari
Disperindag turun ke pedagang di beberapa pasar. Hingga berita ini ditulis,
belum menemukan lagi merica palsu. Diduga pemasok atau pedagang yang sudah tahu
jika merica itu palsu disembunyikan.
Merica palsu itu ditemukan tim dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto di Pasar
Sawahan, Kecamatan Bangsal sepekan lalu. Tim ini mengamankan 1, 5 kilogram
mrica palsu dari salah satu pedagang. Namun, soal pemasok mrica abal-abal itu,
hingga kini masih dalam penelusuran Diskoperindag.
Beredarnya mrica palsu, ujar Bambang, tak lepas
dari harga bumbu masak yang cukup tinggi. Di pasaran, harga per kilogram mrica
Rp 200 ribu. Sedang mrica palsu dibandrol dengan harga super miring, hanya Rp
40 ribu per kilogram. (one)
Social