Jombang-(satujurnal.com)
Sampah yang selama ini jadi biang
masalah lingkungan , bagi warga Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang
justru menjadi berkah.
Sampah dimata warga desa ini memiliki
nilai ekonomis. Karena, sampah rumah tangga tidak dibuang begitu saja, namun
bisa disetorkan ke ‘bank sampah’ yang didirikan dan dikelolah pemerintah desa
setempat sejak dua tahun silam.
Al hasil, tidak saja lingkungan jadi
bersih, warga pun mendapat manfaat dari hasil setor sampah ke bank sampah.
Tak beda bank konvensional, bank
sampah juga memiliki nasabah, yakni warga setempat.
Para nasabah ini hampir setiap hari
bergiliran menyetor sampah ke bank sampah. Namun aturan main yang diterapkan
bank sampah yang dimotori kepala desa Jombok, Nugroho ini, setiap warga
menyetor sampah dan ditibangkan ke masing-masing rumah kepala dusun (kadus).
Rata-rata, setiap satu kepala keluarga
(KK) yang menjadi nasabah menyetor sampah rumah tangga ke bank sampah rumah
kadus seminggu dua kali. Setiap bulan,
setiap KK bisa mengumpulkan uang hasil setor sampah dalam buku tabungan
berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 60 ribu. Uang itu akan diteriakan ke warga saat
menjelang lebaran idul fitri atau saat warga yang bersangkutan membutuhkan dana
yang bersifat mendesak.
Nugroho, Kepala Desa Jombok
mengatakan, bank sampah memberi banyak manfaat bagi desanya. “Warga kita ajak
berpola hidup bersih dan terus menjaga lingkungan dengan mengelola sampah
dengan baik. Diantaranya dengan menyetorkan sampah rumah tangga ke bank sampah
yang sudah berdiri sejak dua tahun lalu,” katanya, Senin (9/11/2015).
Dari 900 KK, ujar Nugroho, sedikitnya
400 KK yang sudah bergabung menjadi nasabah bank sampah. Sementara sesuai
dengan luasan wilayah, penimbangan sampah dilakukan bergiliran pada enam dusun
setiap hari Sabtu dan hari Minggu.
Menurutnya, sampah yang telah
terkumpul di desa dipilah antara sampah organik dan an organik. Sampah organik
dipergunakan untuk pupuk kompos dan sampah unorganik seperti sampah plastik
lunak dipergunakan untuk berbagai kerajinan menjadi barang berharga, diantaranya
menjadi dompet tas tangan taplak meja, pakaian show untuk anak-anak serta
kerajinan lainnya.
Nilai ekonomis hasil karya mereka pun
cukup tinggi. Dari barang sampah senilai Rp 20 ribu rupiah setelah dirajut ditambah
asesoris menjadi Rp 250 ribu.
Sedangkan sampah plastik yang termasuk
katagori keras digiling menjadi biji
plastik. penggilingan ini juga dikerjakan pemerintahan desa dengan mengerjakan
warga setempat
Warga pun diberi kesempatan untuk membuat kerajinan
dari sampah yang akan dipasarkan oleh pemerintah desa.(rg)
Social