Jombang-(satujurnal.com)
Matarantai permainan harga beras
oleh tengkulak yang selama ini dikeluhkan para petani bakal diputus otoritas
logistik, Bulog. Seperti langkah yang dilakukan Bulog Sub Divisi Regional
(Divre) Surabaya Selatan (Mojokerto - Jombang). Institusi ini menerjunkan
satuan tugas (satgas) ke lapangan untuk memangkas permainan harga gabah yang
jauh dari harga patokan pemerintah.
“Kami tengah menerjunkan satgas
ke lapangan guna memangkas permainan
harga gabah yang selama ini dikeluhkan petani. Kami harap agar petani
tidak lagi menjual gabah ke tengkulak lagi, tapi langsung ke Bulog. Sesuai
Inpres, HPP (harga pokok pembelian)
gabah perkilogram Rp 3.700,” kata Kepala Bulog Sub Divisi Regional (Divre)
Surabaya Selatan, Norman Susilo, Selasa (22/3/2016).
Satgas, kata Norman, bisa ditemui
petani, melalui gabungan kelompok-kelompok tani yang ada di desa-desa. Bahkan
meski gabah mengandung kadar air tinggi, bulog mengaku tetap akan membelinya
sesuai dengan ketentuan pemerintah karena
alat pengeringan otomatis sudah siap pakai.
Selain meminta menjual langsung
ke bulog, lanjut Norman, petani juga di
harapkan bisa menyumbang target penyerapan. “Sesuai dengan target penyerapan
gabah setara beras Jombang dan Mojokerto tahun ini mencapai 110 ribu ton.
Para petani diharapkan bisa
menyuplai target tersebut dalam masa panen hingga bulan Juni. Sebab sejauh ini, penyerapan bulog
masih mencapai 1500 ton.
Sejumlah petani mengatakan, untuk
satu kilogram gabah kering yang baru dipanen dari sawah harga jual di tingkat
tengkulak Rp 2.500 perkilogram. Sedang untuk gabah kering dihargai Rp 3.000
atau terpaut Rp 700 perkilogram dari patokan HPP. (rg)
Social