Mojokerto-(satujurnal.com)
Operasi pasar (OP)
gula pasir yang digelar Bulog Subdivre V Surabaya Selatan di pasar tradisional
sejak dua pekan ternyata belum mampu menekan harga gula pasir di pasaran.
Sempat turun di level
Rp 14 ribu perkilogram dalam tiga hari pertama OP, harga gula kembali naik.
Hari ini harga gula pasir di tingkat eceran tembus Rp 15.500 perkilogram, jauh
lebih mahal dari gula OP Rp 11.750 perkilogram.
Kondisi ini yang
dicermati Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus saat sidak di Pasar Tanjung Anyar,
Rabu (8/6/2016).
"Saat ini
pedagang di pasar menjual (gula pasir) Rp 15.500 per kilogram. Ternyata harga
masih tinggi," ungkap Wali kota Mas'ud Yunus.
Walikota yang
didampingi Wakil Walikota Suyitno, Sekkota, Mas Agoer Nirbito Moenasih Swasono,
Kabulog Subdivre Surabaya Selatan Norman Susilo serta pejabat Forpimda berharap
harga gula pasir segera turun lagi.
Menurutnya kenaikan
harga gula pasir di Kota Mojokerto terjadi sejak sekitar sebulan sebelum
Ramadan. Hanya saja yang membuatnya terkejut, harga mahal itu tak kunjung turun
meski sejak 27 Mei lalu Bulog rutin menggelar operasi pasar dengan harga jauh
lebih murah.
"Kalau harga gula
di operasi pasar Rp 11.750 perkilogram. Namun, kami belum bisa memastikan
penyebabnya apa kok harga gula di pedagang tetap tinggi," ujarnya.
Kendati belum ada pengaruh terhadap harga gula, lanjut Mas'ud, pihaknya akan terus menggenjot operasi pasar di Kota Mojokerto. Yakni, di Pasar Tanjung Anyar dan Pasar Prajurit Kulon. Dia berharap, dengan pasokan yang tinggi, harga gula di tingkat pedagang akan turun pada kisaran harga Rp 12.000 perkilogram.
"Operasi pasar
terus sampai 1 Juli atau lebaran H-5. Pasokan kami genjot terutama gula 850
kilogram per titik per hari. Supaya harganya turun. Harapannya Gubenur harga
gula Rp 12.000. Bulog sudah siap kok," tandasnya.
Kendati begitu, Mas'ud memastikan, harga kebutuhan pokok lainnya di pasar Kota Mojokerto tetap stabil. Daging sapi yang sempat naik Rp 120.000, kini hanya Rp 110.000 perkilogram. Begitu pula harga beras dan minyak goreng yang stabil Rp 9.000 dan Rp 11.500. Bahkan harga bumbu dapur di Pasar Tanjung Anyar turun drastis. Bawang merah kini Rp 20.000 perkilogram, bawang putih Rp 25.000 perkilogram dan cabe rawit Rp 17.000 perkilogram.
"Harga kebutuhan
pokok lainnya cenderung stabil. Bahkan harga bumbu dapur turun. Supaya tak
terjadi lonjakan harga mendekati lebaran, kami akan memastikan pasokan semua
komoditas tetap melimpah," pungkasnya.
Rombongan Forpimda ini
tidak hanya memastikan harga di satu pedagang, namun dari beberapa kios.
Selain gula pasir, para petinggi Kota
Mojokerto ini memantau ketercukupan stok sembako selama ramadan dan lebaran
nanti. Pun aneka makanan dan minuman (mamin) tidak luput dalam pantauan.
Selain di Pasar
Tanjung Anyar, tiga swalayan besar, Sanrio, Superindo dan Carre Four juga jadi
sasaran sidak.
Di tiga lokasi
swalayan tersebut, Wakil Walikota, Suyitno bersama timlab Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto melakukan uji laboratorium beberapa mamin secara langsung.
Di ketiga lokasi itu, Suyitno melakukan uji laboratorium langsung terhadap mamin yang dijual yangmencurigakan. Di Sanrio, Wawali menguji minuman kemasan sejenis jelly yang memiliki warna mencolok.
"Hasil tes yang dilakukan dinkes minuman Jelly ini pewarnanya tidak berbahaya, aman dikonsumsi masyaarakat," ujar Suyitno.
Sedangkan di lokasi
kedua dan ketiga, makanan yang diuji yakni pentol curah yang terlihat keras
serta ikan asin yangdipajang secara terbuka. Melalui alat laboratorium yang
dibawa tim, bisa diketahui apakah makanan tersebut mengandung formalin atau
bahan pengawet sejenis lainnya.
"Semuanya negatif, tidak ada kandungan yang berbahaya pada makanan yang dijual,’ujar Suyitno memastikan. (one)
Social