Norman Susilo |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Pengaruh anomali cuaca dan sikap petani yang
melempar gabah ke pihak swasta mendorong Bulog Sub Divre Surabaya Selatan yang
membawahi wilayah Kota/Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang membentuk
satuan tugas (satgas).
Empat satgas dibentuk untuk mendeteksi
kantong-kantong produksi petani yang masih memiliki stok gabah. Ini agar laju penurunan
angka penyerapan yang tembus 10 persen dari target bisa direm.
“Satgas Bulog bertugas mencari kantong-kantong
produksi dimana petani masih menyimpan gabah kering dan (gabah) basah,” kata
Kabulog Sub Divre Surabaya Selatan, Norman Susilo, Jum’at, (14/10/2016).
Jurus bentuk satgas itu rupanya cukup efektif. Sehingga
Norman pun mengaku optimis akan pemenuhan target penyerapan 33 ribu ton beras
untuk gudang Mojokerto.
“Kita optimis, target penyerapan beras untuk
wilayah Mojokerto sebesar 33 ton tercapai,” katanya.
Hingga bulan Oktober ini, penyerapan beras
sudah tembus 60 persen. Sementara per hari, beras yang masuk masuk di gudang
Bulog Mojokerto, menurut Norman, antara 100 ton – 150 ton.
Soal penurunan penyerapan hingga 10 persen itu,
kata Norman, kendalanya pada cuaca yang berujung pada molornya waktu dan
membengkanya biaya. Ditambah lagi dengan pengeringan dan penggilingan yang
masih mengandalkan matahari. Sehingga penyerapan agak sedikit berkurang.
Selain faktor cuaca, para petani kini banyak
yang beralih melepas gabah mereka ke pihak swasta.
Harga pembelian dari swasta yang relatif lebih
tinggi juga menyebabkan tingkat penyerapan berkurang.
“Untuk saat ini dengan harga rata-rata
ditingkat petani diatas Rp 4000 perkilogram untuk gabah basah, beras diatas Rp 7500
sampai Rp 7600 perkilogram, petani memilih
menjual ke swasta. Tapi masih ada yang
loyal untuk bulog, walau keuntungan mereka minim,” sergahnya.
Harga swasta itu, lanjut Norman, diatas harga
patokan pemerintah. Gabah kering panen dihargai Rp 3700 perkilogram dengan
kualitas kadar air 25 persen dan kotoran 10 persen. Gabah kering giling Rp 4650
perkilogram dengan kadar air 14 persen dan kotoran 3 persen. Sedangkan beras
dipatok Rp 7300 perkilogram dengan kualitas kadar air 14 persen, derajat sosog
95 persen, butir patah 20 persen dan menir 2 persen. (one)
Social