Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus melarang tegas penangkapan ikan dengan alat
setrum dan racun di sungai wilayah Kota Mojokerto. Selain merusak ekosistem,
pelaku penangkapan dengan cara setrum dan racun dinilai sebagai perusak sumber
daya ikan.
“Penangkapan ikan tak ramah dengan alat setrum maupun menebar racun
seperti potassium atau sankali sangat merugikan dan membahayakan kelestarian
sumber daya ikan serta lingkungan. Makanya cara ini kita larang keras,” kata
Mas’ud Yunus usai melakukan penebaran 70 ribu benih ikan rengkik di sungai
Cemporat di jalan Nias, Perum Gatoel, Kota Mojokerto, Kamis (3/11/2016).
Ditegaskan, untuk menindak pelaku penangkapan ikan dengan alat setrum
dan racun, Pemkot Mojokerto tengah menunggu regulasi dari Pemprov Jatim yang
kini tengah diproses.
“Tapi kalau perlu, karena penangkapan dengan alat setrum
dan racun itu marak, ya kita terbitkan perwali (peraturan walikota),” ucapnya.
Sosialisasi larangan menangkap ikan dengan alat setrum, ujar Mas’ud
Yunus, kerap dilakukan.
“Jadi kalau sekarang masih ada yang nekad nyetrum
(ikan) ya perlu ada tindakan tegas,” tandas dia.
Terlebih, kata Mas’ud Yunus lebih lanjut, saat ini sedang digalakkan
penebaran benih ikan rengkik, ikan yang dijadikan ikon.
“Ribuan ikan rengkik yang kita tebarkan untuk kedua kalinya, setelah
yang pertama di sungai Brantas bulan Agustus 2016 lalu, agar terjadi
perkembangbiakan ikan khas sungai Brantas ini, sekaligus menjaga ekosistem
sungai,” tandasnya.
Dikatakan Mas’ud Yunus, dengan kian banyaknya
populasi ikan rengkik baik di sungai maupun di kolam milik warga, maka ikon
Kota Mojokerto itu akan mampu menopang pendapatan masyarakat dan daerah. Wisata
kuliner ikan rengkik pun akan menjadi brand kota kecil dengan tiga kecamatan
ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Mojokerto, Happy Dwi
Prasetyawan mengatakan, jumlah benih ikan rengkik yang ditebarkan hari ini
sebanyak 70 ribu ekor di tiga sungai, yakni sungai Cemporat, sungai Sadar dan
sungai Brangkal. Plus 20 ribu ekor ditebar di kolam milik kelompok budi daya
ikan tawar. “Jadi total yang ditebarkan sebanyak 90 ribu ekor,” terang Happy.
Diharapkan dengan penebaran
ribuan bibit ikan rengkik akan terjadi percepatan populasi ikan rengkik. “Penebaran
ini akan terus dilakukan begitu penangkaran di kolam-kolam kelompok budi daya
ikan tawar membuahkan hasil,” imbuhnya.
Diperkirakan, benih ikan
rengkik yang ditebar akan menjadi ikan layak konsumsi pada lima sampai enam
bulan kedepan.
“Ditahun pertama dan kedua ikan rengkik akan berkembangbiak. Di
tahun ketiga ikan rengkik akan mudah didapat di semua sungai di wilayah Kota
Mojokerto,” urai Happy.
Nantinya, ikan rengkik ini
akan diolah menjadi abon dan ikan kalengan.
“Abon dan ikan kalengan rengkik ini
yang akan jadi produk unggulan baru,” tukasnya. (one)
Social