Komisi Pemilihan Umum
(KPU) Kota Mojokerto meluncurkan RPP (Rumah Pintar Pemilu), Selasa (2/5/2017), untuk melakukan
sosialisasi dan pendidikan calon pemilih dengan memberi layanan informasi dan
edukasi bagi calon pemilih di ajang pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif
maupun pemilihan presiden. Target riil, mendongkrak partisipasi pemilih dalam Pilwali 2018 mendatang dari 84 persen pada pemilihan Walikota
tahun 2014 lalu menjadi 90 persen.
"Angka
partisipasi diharapkan mampu terdongkrak dengan adanya RPP. Sebab itu, masyarakat bisa belajar tentang
sejarah dan sistem pemilu di Indonesia," Kata Ketua KPU Kota Mojokerto,
Saiful Amin.
Di RPP, kata Amin, tersedia beragam infomasi terkait
pemilu. Mulai dari nilai penting pemilu dan demokrasi, tahapan penyelenggaraan
pemilu, denah pemungutan suara, tata cara memilih, hingga sejarah pemilu di
Indonesia. Bahkan, juga terdapat mini teater yang berisi film sejarah pemilu.
Tak hanya calon pemilih, partai politik juga bisa mengakses data perolehan
suara Pileg sebagai acuan di Pilkada.
"Secara konsep
kita ingin pengunjung nyaman saat berkunjung sehingga mereka mengetahui alur
pesta demokrasi lima tahunan," tuturnya.
Pasca peresmian RPP, lanjut Amin, KPU yang dipimpinnya akan gencar melakukan sosialisasi ke SMA/SMK yang merupakan calon pemilih
pemula.
Dia berharap kalangan
pelajar aktif memanfaatkan RPP untuk menambah wawasan tentang pemilu dan
demokrasi. Rumah pintar tersebut dibuka Senin-Jumat bagi semua kalangan.
"Semua masyarakat
bisa mengakses RPP," tandasnya.
Sementara itu,
Komisioner KPU Jatim Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Gogot Cahyo Baskoro
mengatakan, tahun 2017 RPP telah terbentuk di 27 kabupaten/kota di Jatim.
Dengan begitu, tinggal
11 daerah yang belum merealisasikan. Diantaranya Banyuwangi, Kab dan Kota
Pasuruan, Kab dan Kota Probolinggo, Kab Jember, dan Kab Bangkalan.
"Penyebabnya ada
yang penangguhan karena masih renovasi gedung, ada yang pindah kantor,
harapannya sebelum tahapan Pilkada serentak 2018 dimulai mereka sudah
meresmikan RPP," kata Gogot usai meresmikan RPP di kantor KPU Kota
Mojokerto.
RPP sendiri bisa
dibilang rumah untuk mengedukasi calon pemilih. Di tempat ini, tersedia beragam
infomasi terkait pemilu. Mulai dari nilai penting pemilu dan demokrasi, tahapan
penyelenggaraan pemilu, denah pemungutan suara, tata cara memilih, hingga
sejarah pemilu di Indonesia. Tak hanya calon pemilih, partai politik juga bisa
mengakses data perolehan suara Pileg sebagai acuan di Pilkada.
"Tujuan
pembentukan RPP meningkatkan voluntaritas atau kesukarelaan warga memilih dan
meningkatkan literasi politik. Maka pemilih akan menggunakan hak pilih tak
berdasarkan pragmatisme, tapi atas dasar logis, program kerja para calon,"
terangnya.
Program RPP sendiri,
lanjut Gogot, dirintis KPU RI sejak 2015. Namun, baru terealisasi di 34
provinsi pada tahun 2016. Tahun ini giliran di KPU tingkat kabupaten/kota
dengan anggaran Rp 35 juta per unit RPP.
Khusus di Jatim, dia
berharap RPP menjadi terobosan KPUD untuk membidik segmen pemilih pemula,
perempuan, agama, disabilitas, dan marginal. Selain itu juga membidik kelompok
pemilih khusus, meliputi pemilih yang daerahnya rawan konflik, rawan bencana,
dan daerah yang pertisipasi pemilihnya rendah.
"Pilkada serentak
2015 di 19 kab/kota partisipasi pemilih rata-rata hanya 67%, tahun 2017 di Kota
Batu 80,2%. Harapan kami di Pilkada serentak 2018 mencapai target nasional
77,5%. Maka keberadaan RPP sebagai terobosan meningkatkan partisipasi pemilih
di Jatim," ujarnya.
Kota Mojokerto
merupakan satu dari 18 kabupaten/kota di Jatim yang akan menggelar Pilkada
serentak 27 Juni 2018. 17 daerah lainnya adalah Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota
Kediri, Kota Madiun, Kab Probolinggo, Kab Sampang, Kab Bangkalan, Kab
Bojonegoro, Kab Nganjuk, Kab Pamekasan, Kab Tulungagung, Kab Pasuruan, Kab
Magetan, Kab Madiun, Kab Lumajang, Kab Bondowoso, dan Kab Jombang.(one)
Social