Mojokerto-(satujurnal.com)
Pesta Gizi Bakar Sate yang melibatkan puluhan kelompok
peserta kembali digelar Pemkot Mojokerto, Jum’at (1/9/2017) petang.
Berbeda dengan sebelumnya, di agenda tahunan menyambut
Hari Raya Idul Adha yang memasuki tahun keempat itu beragam tema diusung
peserta dari unit-unit kerja Pemkot Mojokerto, kelompok PKK, sekolah, ormas
keagamaan dan lainnya. Ini untuk membedakan nama citarasa sate antar peserta.
Namun, ada beberapa peserta yang menamakan sate olahannya
jauh dari urusan kuliner, seperti ‘Sate Dari Gua Hantu’ milik TP PKK Kota
Mojokerto. Ada juga ‘Sate Astronot’ yang digelar Diskominfo Kota Mojokerto.
Juri pesta akbar bakar sate massal yang memberi penilaian
tidak saja untuk sajian dan citarasa sate namun juga rupa stan dan penampilan
unik peserta tak pelak memacu setiap peserta untuk menampilkan yang menarik,
dari bakaran sate yang dihias hingga kostum yang dipadupadankan dengan nama daging
yang dipotong dadu dijajar dalam tusukan bilahan bambu itu.
Kreativitas peserta pesta tahunan yang diinisiasi
Disporabudpar setempat ini pun diapresiasi Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus.
Orang nomor wahid yang meninjau setiap stan peserta bersama unsur Forpimda itu
acap mengacungkan jempol kala harus terhenti di pesta yang dihampar di sepanjang
jalan Gajahmada , depan perkantoran Pemkot Mojokerto tersebut.
“Makin unik dan kreatif,” ujar Mas’ud Yunus menilai
performa peserta.
“Pesta gizi ini adalah satu simbol kepedulian terhadap
sesama. Tidak peduli kaya atau miskin bisa bersama-sama merasakan makan sate
daging bersama. Ini merupakan bentuk kebersamaan yang harus kita jaga untuk
menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan warga Kota Mojokerto,” kata Mas’ud
Yunus.
Dengan pesta gizi ini Kiai Ud, sapaan birokrat ulama
tersebut, berharap akan semakin meningkatkan solidaritas sesama, karena makna
dari perayaan hari raya kurban adalah untuk kepedulian sesama dan pemerataan
kesejahteraan.
Juga, lanjut Kiai Ud, ajang pesta gizi punya tujuan, selain
syiar Idul Adha, juga merupakan atraksi wisata sekaligus untuk pengembangan wisata kuliner. “Dari pesta gizi tusuk sate ini, kita harapkan Kota Mojokerto
jadi destinasi wisata kuliner," ujarnya. (one)
Social