Jombang-(satujurnal.com)
Gempa yang terjadi di Palu, Sulawesi
Tengah menyisakan duka mendalam bagi para korbannya. Di Desa Kedungdowo
Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur, ada sekitar 30 orang lebih yang sudah
belasan tahun merantau di Palu untuk berdagang. Pada saat gempa dan gelombang
tsunami terjadi, sebagian dari jumlah tersebut dilaporkan hilang.
Kepala Dusun Ganggang, Abdul Khonif
membenarkan hal itu. Sejak bencana besar tersebut terjadi, sebanyak 8 orang
dari dua Kepala Keluarga (KK) yang berhasil menyelamatkan diri dan tiba di
kampung halamannya dengan selamat.
Sedangkan sisanya, sebanyak delapan
orang telah dilaporkan meninggal dunia oleh pihak keluarga serta belasan lainya
belum ditemukan.
"Sebelum ada kejadian bencana di
Palu warga Dusun Ganggang sini memang banyak yang merantau di Palu perkirakan
ada 30 orang, itu setelah ada bencana keterangan dari pihak keluarga yang
meninggal ada delapan orang, yang pulang tiba disini tadi malam ada delapan
orang yang selebihnya masih belum diketahui keberadaannya", kata Abdul
Khonif, Kamis (04/10/18).
Kepala Dusun Ganggang, Abdul Khonif,
mengatakan, pihak Desa akan terus melakukan pendataan terhadap warganya yang
merantau ke Palu, Sulawesi Tengah.
Sementara, sesaat setelah tiba di
Jombang, para korban gempa bumi di Palu ini pun nampak masih trauma. Mereka
hanya bisa meratapi kepergian anggota keluarganya yang menjadi korban bencana
ini. Seperti keluarga Naskur (42) dan Suyitno (47), yang mengaku enggan kembali
ke Palu dan memilih tinggal di Jawa. (tar)
Social