Mojokerto-(satujurnal.com)
Serah terima jabatan (sertijab) Walikota Mojokerto dari Suyitno kepada Ika Puspitasari yang digelar di GOR dan
Seni Majapahit, Jalan Gajahmada Kota Mojokerto, Jum’at (21/12/2018) diwarnai
ketidakhadiran 8 dari 25 anggota DPRD Kota Mojokerto.
Ketidakhadiran kedelapan
anggota legislatif dalam acara yang dikemas sekaligus dengan rapat paripurna
istimewa tentang penyampaian visi misi walikota itu pun tak pelak membuat Gubernur
Jawa Timur Soekarno yang hadir ditengah prosesi lima tahunan itu gerah.
“Ketidakhadiran sejumlah
anggota DPRD Kota Mojokerto ini patut dipertanyakan. Ini circle politik. Dewan
perlu mendengarkan (visi misi). Kalau visi misi tidak tahu bagaimana. Visi misi
kan lima tahunan,” singgung Pakde Karwo, sapaan populer Gubernur Soekarwo,
kepada sejumlah wartawan, usai sertijab.
Memang, ujar Pakde Karwo,
dalam rapat paripurna istimewa tidak diperlukan kuorum. Namun, kehadiran para
anggota Dewan menjadi sangat penting. Karena Visi misi sangat mendasar.
“Tugas Gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat adalah melakukan pembinaan dan pengawasan. Kalau
paripurna istimewa visi misi yang notabene lima tahunan saja tidak hadir,
bagaimana dengan kinerjanya. Makanya saya akan melaporkan soal ini ke
Mendagari,” cetus Pakde Karwo.
Saat memberi sambutan dalam acara sertijab, Pakde Karwo pun menyinggung ketidakhadiran kedelapan anggota Dewan tersebut. Hingga terlontar ucapan akan menurunkan jajarannya di bagian biro pemerintahan dan asisten untuk mempertanyakan ikhwal ketidakhadiran mereka.
Sementara itu, Walikota
Mojokerto Ita Puspitasari menanggapi datar soal ketidakhadiran delapan anggota
Dewan tersebut.
“Memang benar apa yang
disampaikan (Gubernur). Dewan dipilih oleh rakyat. Kehadiran beliau-beliau
dalam momentum paripurna istimwa yang hanya lima tahun sekali seharusnya jadi
moment kehormatan bagi mereka-mereka ini untuk hadir,” kata Ning Ika, sapaan
akrab Walikota Ita Puspitasari.
Ning Ika yang didampingi
Wakil Walikota Ahmad Rizal Zakariah menyebut, ‘sempritan’ Pakde Karwo sejatinya
juga berlaku untuk eksekutif jika melalaikan kewajibannya.
“Bagi saya ini bagian dari
kita harus berbenah diri, mungkin hari ini legislatif yang kebetulan (disentil
Pakde Karwo). Ini berlaku bagi semua eksekutif, jangan lalaikan kewajiban,”
tukasnya. (one)
Social