Mojokerto-(satujurnal.com)
Penyerahan bantuan sosial untuk korban
banjir bandang Desa Gedangan, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto menjadi
penutup seluruh kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019 Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) mojokerto.
Bantuan berupa uang tunai diberikan
untuk 6 dari 15 KK dan diserahkan awak PWI Mojokerto di lokasi bencana, Kamis
(28/2/2019).
Kades Gedangan dan petugas dari
kepolisian setempat mendampingi penyerahan bantuan kemanusiaan oleh para
jurnalis ini.
"Sedikit bantuan dari teman-teman
PWI Mojokerto mudah-mudahan dapat meringankan beban warga desa sini yang
terkena musibah bencana banjir bandang. Kami tak dapat memberi banyak namun
kami berharap bantuan ini akan berarti, "ucap Ketua PWI Mojokerto, Diak
Eko Purwoto.
Diak menandaskan PWI akan mendorong BPBD
dan Dinas Sosial setempat agar merealisasikan bantuan sesuai yang dijanjikan
selama ini.
"Kami mendorong agar instansi
terkait turut peduli dengan musibah tersebut," cetusnya.
Seperti diketahui, sejumlah desa
dialiran sungai Jatisari mengalami kerusakan ringan hingga berat akibat luapan
sungai yang berhulu di Gunung Welirang tersebut, satu bulan lalu.
Desa terdampak luapan sungai tersebut
diantaranya adalah Desa Gedangan, Dusun Bulu, Desa Sukorejo, dan Dusun Kepuh
Arum, Desa Kandangan Kertosari. Terdata sebanyak enam KK kehilangan tempat
tinggal akibat bencana tersebut. Empat KK diantaranya kehilangan rumah berikut
tanahnya.
"Yang hanyut enam rumah, rusak berat
4 ,rusak ringan ada 5," jelas Kades Gedangan, Hadi Suyono disela-sela
penerimaan bantuan PWI.
Menurut Kades, enam KK yang kehilangan
tempat tinggal tersebut yakni Sunardi, Suwarto, Buari, Ngatinah dan Warsono.
Kini Warsono harus tinggal bersama Mismuniah ibunya berada disamping rumahnya.
"Pihak desa mengupayakan bantuan
bata ringan, pasir, semen dan kayu. Sedangkan BPBD membantu semen 10 sak,
asbes, dan beberapa rit pasir. Tapi yang empat rumah ini belum dapat apa-apa,
padahal paling parah, " keluhnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, pihaknya telah
mengajukan bantuan kepihak lain seperti Dinas Sosial. Namun sejauh ini belum
ada respon positif.
"Kita sudah mengajukan perbaikan ke
Dinsos agar kami dapat membangun kembali. Karena dananya tidak sedikit.
Janjinya Dinsos agar bantu doa, agar dananya cair, tapi sekarang belum turun,
" ungkapnya.
Menurutnya, Dinsos telah mendata ulang
korban bencana tersebut.
"Empat hari lalu korban didata
ulang dan yang diwacanakan korban dibantu uang. Tapi hingga kini belum ada jawaban,”
tandasnya.
Dan atas bantuan PWI Mojokerto, kami
sangat berterima kasih. Bukan uangnya, tapi kepeduliannya pasca bencana,
"pungkasnya.
Sementara itu, Mismuniah mengungkapkan
kini ia tinggal bersama anak dan menantunya. "Saya tinggal bersama Marsono
anak saya, jadi total 5 orang. Kami berharap rumah yang layak ditempati, itu
saja," harapnya. (one)
Social