Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto Ika Puspitasari meminta semua pihak secara serius memperhatikan
persoalan pernikahan dini. Pasalnya, meski angka pernikahan dini dari tahun ke
tahun mengalami penurunan, jika tidak dikendalikan maka pernikahan dini akan
membawa pengaruh terhadap masalah pengendalian pertumbuhan penduduk.
Angka
perkawinan pertama usia dibawah 20 tahun di Kota Mojokerto mengalami penurunan
yang cukup signifikan. Tahun 2017 mencapai 156 atau sekitar 16,15 persen dari
966 perkawinan. Sedangkan di tahun 2018 menurun menjadi 135 atau 13,80 persen
dari 978 perkawinan.
“Saya
berharap pada tahun ini atau tahun yang akan datang angka ini dapat diturunkan
lagi karena dari perkawinan usia muda yang ada ini jika tidak dapat
dikendalikan nantinya juga akan membawa pengaruh terhadap masalah pengendalian
pertumbuhan penduduk di Kota Mojokerto,” kata Ika Puspitasari saat membuka rapat
kerja Peningkatan Kelembagaan Program KB Kota Mojokerto Tahun 2019
di Astoria Convention
Hall Kota Mojokerto, Rabu (8/5/2019).
Masalah
perkawinan usia muda ini, ujar Ning Ita, sapaan Ika Puspitasari, perlu mendapat
perhatian yang serius dari semua pihak yang terkait. Diantaranya meningkatkan
pembinaan kepada generasi muda utamanya anak-anak usia sekolah melalui
wadah–wadah kegiatan yang telah ada. Seperti pusat informasi dan konseling
remaja (PIK-R) jalur sekolah / jalur masyarakat maupun wadah-wadah kegiatan
pembinaan generasi muda yang lain.
“Sehingga
generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif baik oleh
teman, lingkungan ataupun pengaruh negatif teknologi informasi atau media
sosial,” tukasnya.
Ia pun
mendorong generasi muda agar agar merencanakan secara matang usia pernikahan.
Jika usia pernikahan terlalu dini, tentu banyak resiko yang akan di hadapi.
Dalam
raker yang dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Ketua TP PKK
Kota Mojokerto Nur Chasanah Ahmad Rizal, Kepala OPD terkait, Camat dan Lurah,
Ketua TP PKK Kecamatan dan Kelurahan serta mitra kerja terkait pelaksana
program KB di Kota Mojokerto tersebut Ning Ita juga mengulas tentang laju
pertumbuhan penduduk di daerah yang dipimpinnya.
Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Kota Mojokerto terus bertambah
dari 126.404 jiwa pada 2016 menjadi
127.279 jiwa pada tahun 2017. Dengan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,69 % lebih tinggi dari laju pertumbuhan
penduduk Provinsi Jawa Timur pada periode yang sama yaitu sebesar 0, 56 %.
“Tentu
pertambahan jumlah penduduk ini membawa konsekuensi dalam penyediaan fasilitas
umum yang memadai serta kesempatan kerja yang dapat menjamin kelangsungan hidup
dan kesejahteraan masyarakatnya,” kata Ning Ita.
Pengendalian
laju pertumbuhan penduduk, ujarnya, mempunyai peran penting dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas penduduk. “Sehingga upaya pengendalian pertumbuhan
penduduk ini perlu ditingkatkan sebagai langkah penting dalam rangka pembangunan
kependudukan,” imbuhnya.
Usai mengakhiri sambutan, Wali Kota Mojokerto
menyerahkan hadiah untuk juara pertama Lomba KB Lestari. Lomba KB lestari
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pasangan KB Lestari tingkat 10 tahun, 15
tahun, dan 20 tahun. Penghargaan pasangan KB lestari 10 tahun diraih oleh
pasangan Erri Bagus T dan Elis Mariatin, Nuryanto dan Rianah, Kasnawi dan
Suhermin.
Pasangan KB lestari 15 tahun diberikan
kepada pasangan Andriyan Sutanto dan Lestari Setyawati, Warsono Nugroho
dan Eka Yasinta, Eko Astono dan Suwanik. Sedangkan untuk pasangan KB Lestari 20
tahun diberikan kepada pasangan Budi Santoso dan Neneng Khudriyah, Bintoro dan
Teti Suprapti, Bambang Istah dan Nanik Tri wahyuni. (one)
Social