Mojokerto-(satujurnal.com)
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Mojokerto menggelar rapat koordinasi dan konsultasi (rakorsul) dengan seluruh pengurus, di Hotel Raden Wijaya, Kota Mojokerto Minggu (13/9/2020).
Dalam rakonsul yang digelar untuk menampung saran, evaluasi dan memantapkan program, baik program tertib organisasi maupun tertib cabang olahraga dalam rangka pembinaan atlet tersebut Ketua KONI Kota Mojokerto H. Santoso Bekti Wibowo, ST berharap agar di masa pandemi covid-19 saat ini seluruh pegiat olahraga bisa membangun semangat baru, kendati harus menghadapi berbagai kendala.
“Dimasa pandemi (covid-19) kegiatan olahraga menurun drastis. Ada himbauan dari KONI Jawa Timur agar kegiatan yang sifatnya kejuaraan atau yang sifatnya berkelompok jika bisa dihindari dulu. Karena kegiatan yang berkelompok berpotensi menjadi klaster baru covid-19,” ulasnya.Sesuai topiksinya, lanjut Santoso, KONI (Kota Mojokerto) bekerja sesuai dengan arahan Disporabudpar Kota Mojokerto sebagai instansi yang menaungi KONI. Ada berbagai arahan yang harus kita ikuti. Di lain hal, masa pandemi ini terjadi kesulitan dalam penyerapan anggaran yang sudah disediakan APBD.
“Sampai hari ini penyerapan anggaran oleh cabor (cabang olahraga) masih 8 cabor, sedangkan yang sudah mengajukan anggaran sebanyak 22 cabor. Jadi masih ada 14 calon belum bekoordiansi dengan kami. Padahal, di awal tahun soal sudah kita sampaikan soal penyerapan anggaran,” ungkapnya seraya menyebut tahun ini ada tiga tambahan cabor baru, salah satunya cabor dayung.
Ia pun meminta seluruh pengurus cabor bersinergi agar urusan penyerapan anggaran bisa lebih baik. Kuncinya pada pembuatan RAB sejalan dengan pengajuan penyerapan anggaran.
“Rakor hari ini saya harapkan sebagai rakor final. Mari kita bersinergi, agar anggaran ini bisa terserap dengan baik,” cetusnya.
Jika pun ada kesulitan dalam hal teknis pengajuan anggaran dan teknis administrasi lainnya, Santoso meminta agar pengurus cabor segera melakukan koordinasi dengan pihaknya.
“Kalau tidak ada koordinasi, tidak ada diskusi, maka anggaran tidak bisa kita serap. Kalau tidak bisa kita serap, karena tidak mampu menyerap anggaran, secara otomatis kita harus mengembalikan dana ke Kasda,” ingatnya.
“Mari kita kuatkan niat. Sebagai patriot olahraga yang sejati, kita harus mampu mengembangkan bidang olahraga meski dengan pengorbanan dan energi besar,” kata Santoso.
Sebagai patriot olahraga, ujarnya, kita harus menunjukkan jatidiri kita sebagai warga kota. “Karena kemajuan suatu daerah salah satu parameternya adalah kemajuan olahraga,” tandasnya.
Sekretaris Disporabudpar Kota Mojokerto Ari Tjatur Juda Istiningsih yang membuka rakonsul tersebut mengatakan, keberhasilan dalam program ditentukan oleh beberapa indikator, antara lain dukungan anggaran, adanya sinergitas pemerintah dan swasta, struktur organisasi yang profesional dan data base atlet.
Sementara Inspektur Pembantu I Inspektorat Kota Mojokerto, Kusnawati dalam kesempatan itu menyampaikan soal pentingnya pemahaman tentang hibah dan bantuan sosial.
“Pengurus cabor sebagai penerima hibah dana pemerintah, harus menyampaikan laporan penggunaan hibah secara tepat sesuai NPHD (naskah perjanjian hibah daerah), berikut bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah,” katanya. (one)
Social