Mojokerto-(satujurnal.com)
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menjadi juri utama lomba desain batik khas Kota Mojokerto yang digelar di Command Center, Kantor Pemkot Mojokerto, Selasa (4/4/2023).
Salah satu karya peserta akan dipilih Wali Kota sebagai desain batik terbaik, dicetak, dan dikenakan ASN dan non ASN di setiap hari Jumat.
Menurut Ning Ita, sapaan populer walikota perempuan pertama di Kota Mojokerto, lomba digelar selain untuk mengembangkan batik khas Kota Mojokerto, juga untuk melestarikan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya yang adiluhung serta dalam rangka menggali motif-motif batik yang berciri khas Majapahit sekaligus untuk memperkuat city branding Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
"Lomba desain batik ini untuk membangun semangat dan meningkatkan citra batik di ranah Majapahit. Karena eksistensi batik yang diakui dunia sebagai Warisan Budaya Tak Benda, harus terus dilestarikan dan dikembangkan," cetusnya.
Ning Ita mengaku bersyukur karena diberi kesempatan untuk melihat dan menilai secara langsung hasil karya UMKM pengrajin batik Kota Mojokerto.
"Panjenengan semua adalah aset berharga Kota Mojokerto karena sudah melestarikan budaya leluhur. Selain itu juga mampu menggali warisan budaya Majapahit untuk dituliskan dalam selembar kain yang berciri khas," ujarnya.
Ning Ita menyebut, lomba desain batik ini juga sebagai salah satu sarana menjembatani kreativitas para pengrajin batik Kota Mojokerto agar terus berkarya melahirkan dan mengembangkan motif batik yang ada di Kota Mojokerto.
"Saya berharap lomba ini mampu melahirkan pembatik-pembatik baru di Kota Mojokerto. Dan juga mampu menambah khasanah perbendaharaan motif batik khas Kota Mojokerto yang sudah didaftarkan di HAKI," harapnya.
Sementara itu, Ani Wijaya, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto mengatakan Pemkot Mojokerto memberikan kesempatan berharga untuk para pengrajin batik di Kota Mojokerto melalui lomba desain batik.
"Sekaligus sebagai upaya pelestarian dan menggambarkan besarnya nama Majapahit melalui kearifan lokal batik. Sehingga dapat tercipta suatu desain motif baru tanpa menghilangkan identitas Kota Mojokerto didalamnya," jelasnya.
Ani menambahkan, lomba desain batik yang diinisiasi pihaknya diikuti 8 pengrajin batik dengan 11 karya. Adapun dewan juri utama adalah Wali Kota Mojokerto beserta Sekdakot Mojokerto Gaguk Tri Prasetya, Ketua Dekopinda Kota Mojokerto Supriyadi KS serta Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Mojokerto Ayyuhannafi.
"Penilaian lomba desain batik meliputi pembuatan desain, nilai historis dan orisinalitas. Khusus untuk DKD akan memberi penilaian terkait makna dan filosofi sejarahnya. Sedangkan Ibu Walikota, Sekda dan Ketua Dekopinda akan memberikan penilaian dari segi estetika, komposisi, kreativitas serta orisionalitasnya," terangnya.
Ani menegaskan, juara satu dalam lomba desain batik kali ini belum tentu akan digunakan sebagai seragam batik hari Jumat pegawai Pemkot Mojokerto. Sebab desain tersebut akan dikaji ulang terkait tingkat kesulitannya.
"Selain itu akan kita lihat lagi sejauh mana desain itu bisa di aplikasikan pada pencantingan atau pembuatan batiknya. Karena yang kita cari untuk motif seragam nantinya yakni selain desain yang bagus, harganya juga harus terjangkau serta kualitasnya pun memadai," ujarnya. (ank/one)
Social