Surabaya-(satujurnal.com)
Acara launching buku “Senja Keemasan Peter A.Rohi” karya wartawan senior Amang Mawardi yang berlangsung Kamis siang, 15 Juni 2023 di Balai Wartawan PWI Jatim, Jl. Taman Apsari Surabaya, berlangsung meriah. Yang cukup menarik, buku ini menceritakan kisah persahabatan Amang Mawardi dan Peter A.Rohi, sesama profesi wartawan dan alumni Stikosa-AWS. Acara ini juga menjadi ajang reuni para wartawan senior dan budayawan Jawa Timur, yang antusias mengikuti acara sampai selesai.
Acara launching dikemas dalam bentuk talkshow kesaksian para sahabat Peter, antara lain : Prof Dr. Hotman Siahaan, guru besar Fisip Unair, Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim, Henky Kurniadi, Ketua Komunitas Seni Budaya Seduluran Semanggi Suroboyo, dan Joaquim (Inyo) Rohi, putra almarhum Peter A.Rohi, yang tinggal di Moskwa, Staf Atase Pertahanan di KBRI Rusia. Acara dipandu oleh wartawan senior Toto Sonata, yang juga dikenal sebagai penyair dan teman se-kos almarhum.
Nama Peter A.Rohi, pria kelahiran NTT 14 Nopember 1942 dan wafat pada bulan Juni 2020, memang menggores kenangan emas bagi komunitas jurnalis dan budayawan. Bukan saja karya-karya jurnalistiknya yang sering menjadi perhatian nasional, bahkan internasional . Namun juga prinsip hidupnya yang kokoh dan sangat bersahaja.
Mantan anggota KKO AL (Marinir) ini memilih berkarir sebagai wartawan, dan memperdalam ilmu jurnalistiknya di Akademi Wartawan Surabaya (sekarang Stikosa-AWS). Tulisannya dikenal lugas, dengan investigasi yang mendalam. Di akhir masa hidupnya, Peter menjabat sebagai Redaktur Pelaksana di harian “Suara Indonesia”, setelah sebelumnya koresponden Harian Sore “Sinar Harapan” (kemudian berganti nama menjadi Suara Pembaruan).
Peter juga menulis banyak buku, antara lain Soekarno Sebagai Manusia, Ayah Bunda Bung Karno, Natuna Kapal Induk Amerika dan beberapa lagi. Peter juga dikenal sebagai penelusur jejak Soekarno dan salah satu tokoh yang memperjuangkan sebuah rumah di Jl. Pandean Surabaya sebagai rumah kelahiran presiden RI pertama itu.
Sebagai wartawan legendaris serta tokoh pers nasional dan dikenal baik oleh banyak tokoh nasional, ia memilih tinggal di bilangan kampung pelosok yang sempit di daerah Kampung Malang, Surabaya dan bergaul akrab dengan tetangga sebagai mana warga kampung biasa.
Kekaguman terhadap kiprah Peter A.Rohi itu menggugah kreatifitas wartawan senior Amang Mawardi untuk menulis serial tulisan.
“Saya mulai nulis tepat dua hari setelah Peter meninggal. Saya tulis tiap hari dan saya up load di Facebook. Dan tak terasa sudah 20 judul tulisan. Setelah di upload tiap hari di medsos tersebut, ternyata banyak teman dan sahabat yang meminta agar tulisan serial tersebut dibukukan," kenang Amang Mawardi , mantan wartawan harian Pos Kota, yang juga sudah menulis 17 judul buku.
Menurut Amang, buku “Senja Keemasan Peter A.Rohi” sebenarnya sudah terbit secara terbatas pada bulan Nopember 2021. Buku setebal 150 halaman ini memuat 22 artikel karya Amang Mawardi. Karena alasan pandemi Covid 19 yang berkepanjangan, buku ini baru di launching tahun ini.
Kepala Manusia
Yang sangat menarik adalah cerita kenangan Hotman Siahaan tentang pengalaman yang dialami almarhum Peter. Sebagai wartawan idealis, waktu itu Peter sangat menentang kebijakan operasi rahasia pada tahun 1980-an yang dikenal dengan istilah Petrus (penembakan misterius). Tulisan-tulisan Peter sangat kritis menentang kebijakan memberantas premanisme di era pemerintahan Soeharto itu. Kebiasaan Peter memang sering tidur di kantor. Saat bangun pagi, Peter menemukan bungkusan aneh di depan kantornya.
"Setelah dibuka isinya ternyata kepala manusia. Peter sangat konsisten membela kemanusiaan," ujar guru besar Unair itu.
Menurut Lutfil Hakim, Peter sangat menjaga integritasnya sebagai wartawan dan sangat layak diikuti oleh generasi jurnalis sekarang yang cenderung pragmatis, malas melakukan investigasi berita.
Selain diskusi yang hangat, acara launching itu juga dimeriahkan oleh penampilan para penyanyi senior yang tergabung dalam komunitas Semanggi Suroboyo serta penampilan Besut & Rusmini oleh aktor teater ludruk Meimura.***
Social