Mojokerto-(satujurnal.com)
Gayatri (Gerbang Layanan Informasi Terpadu Dan Terintegrasi) dan Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto), dua inovasi unggulan Kota Mojokerto masuk dalam tahap presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023, Kemenpan RB.
Presentasi dan wawancara dilakukan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di hadapan Tim Panel Independen, secara virtual di Ruang Sabha Pambojana Rumah Rakyat, Senin (10/7/2023).
Inovasi Gayatri saat ini masuk dalam TOP 15 KIPP 2023 sementara Canting Gulo Mojo saat ini masuk dalam TOP 99 KIPP 2023.
"Gayatri ini adalah embrio satu data kesehatan Kota Mojokerto, kami optimis memiliki Gayatri, Data masyarakat seluruh Kota Mojokerto bisa kita pantau secara real time. Sehingga setiap kebijakan dan keputusan yang kami ambil bisa tepat sasaran," terang Ning Ita sapaan akrab wali kota.
Gayatri menjadi solusi integrasi data dalam proses pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan, serta memudahkan akses informasi dan koordinasi lintas sektor yang akan digunakan oleh pemangku kebijakan untuk menetapkan kebijakan strategis pembangunan dibidang kesehatan.
"Kabar baiknya, Gayatri ini oleh Pusdatin Kemenkes RI yang sudah beberapa kali kunjungan ke Kota Mojokerto akan menjadikan Gayatri sebagai basis data untuk Satu Sehat Indonesia. Semoga bisa memberikan kemanfaatan yang luas tidak hanya untuk Mojokerto, tapi untuk Indonesia tercinta," imbuhnya.
Selain Gayatri dihadapan Tim Panel Independen KIPP 2023 Ning Ita juga memaparkan inovasi Canting Gulo Mojo. Canting Gulo Mojo hadir untuk diimplementasikan dari hulu ke hilir, mulai dari remaja putri, calon pengantin, Ibu hamil, Ibu pascasalin, hingga Balita.
"Canting Gulo Mojo ini mengkolaborasikan tiga arahan Presiden RI pada Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda di JCC Senayan, SICC Sentul beberapa waktu yang lalu. Yakni terkait Penanganan Stunting, Kemiskinan Ekstrim, serta Belanja Produk dalam Negeri," jelas Ning Ita.
Canting Gulo Mojo dapat mempercepat peningkatan status gizi risiko stunting di Kota Mojokerto dengan melibatkan berbagai OPD diantaranya Dinsospppa, kecamatan, kelurahan, puskesmas, Bappedalitbang, Dkpp, Dinas P & K, Kemenag, Diskopukmperindag, Dpuprperakim, RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, hingga CSR dan Baznas.
"Saya yakin, dengan sinergi dan kolaborasi kita semua mampu bersatu untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan suatu daerah," pungkas Ning Ita. (ank/inf*)
Social