Mojokerto-(satujurnal.com)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI menilai Sentra IKM Batik Kota Mojokerto di Jalan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari patut dijadikan barometer pengembangan industri batik nasional. Selain soal progres bangunan Sentra IKM dan pemanfaatannya, perkembangan industri batik jadi nilai plus.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin RI, Ir. Reni Yanita, M.Si mengatakan hal itu saat berkunjung ke Kota Mojokerto, Jumat (26/11/2023).
"Kalau melihat progres bangunan dan pemanfaatannya, bangunan ini nantinya bisa jadi barometer pengrajin batik seluruh Indonesia. Kalau ingin mengembangkan sentra IKM batik ya seperti ini," ujarnya kepada wartawan.
Reni menjelaskan, pembangunan gedung sentra IKM batik tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Kementerian Perindustrian (Kemenperin) senilai Rp18 miliar. Sesuai jadwal, proyek tematik penunjang pariwisata daerah ini bakal diresmikan tanggal 7 Desember ini.
"Progres bangunannya sudah 75 persen, harapan kita tanggal 2 Desember nanti sudah 100 persen sehingga tanggal 7 Desember bisa dilaunching oleh Pak Menteri," ujarnya.
Masih kata Reni, Kota Mojokerto terpilih menjadi penerima DAK Fisik sentra IKM Batik, lantaran di wilayah ini industri batiknya berkembang cukup pesat. Terbukti dari banyaknya jumlah pengrajin serta banyaknya motif batik yang sudah didaftarkan di Hak Atas Kekayaam Intelektual (HAKI).
"Ada 103 motif yang sudah mengantongi HAKI, selain itu para pengrajinnya juga sudah mendapatkan sertifikat kompetensi. Ini menandakan pengrajin disini selalu aktif untuk menciptakan ide dan desain guna memenuhi permintaan pasar," ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menyambut baik kunjungan Dirjen IKMA. Pemimpin perempuan pertama di Kota Mojokerto tersebut tampak gayeng berdiskusi terkait pengembangan industri batik dan pemanfaatan sentra IKM batik nantinya.
"Kita tentunya bersyukur, kota yang kecil ini mendapat amanah dari Kemenperin untuk DAK Fisik sentra IKM batik. Karena di seluruh Indonesia hanya segelintir saja daerah yang memiliki sentra ikm tersebut," ujarnya.
Kedepan, Ning Ita berharap, sentra IKM tersebut bisa dikelola dengan baik untuk pengembangan industri batik Kota Mojokerto agar lebih dikenal lagi di kancah nasional atau bahkan internasional.
"Jadi di situ semuanya untuk penampung para perajin batik di Kota Mojokerto, yakni untuk melakukan produksi bersama-sama. Nanti di sana IPAL-nya besar sehingga mereka bisa leluasa pengembangan teknik pewarnaan dan juga menerima order dalam jumlah besar,” pungkasnya.
Sekedar informasi, kunjungan Dirjen IKMA ke Kota Mojokerto ini diterima langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ning Ita di Kantor Pemkot Mojokerto. Selain mengunjungi sentra IKM Batik, rombongan juga mengunjungi Pusat Grosir Sepatu (PGS) Kota Mojokerto. (one)
Social